Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Mobil Pertama di Indonesia yang Dijuluki Kereta Setan

Kompas.com - 02/03/2021, 10:02 WIB
Gilang Satria,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Sejak pertama diciptakan mobil merupakan alat transportasi yang paling banyak digunakan. Baik untuk mengangkut orang atau barang.

Mobil punya beberapa kelebihan ketimbang sepeda motor. Seperti terlindung dari panas dan hujan, serta lebih aman karena pengendara dan penumpang terlindung kabin.

Tapi tahukah sejarah mobil pertama di Indonesia?

James Luhulima dalam buku "Sejarah Mobil & Kisah Kehadiran Mobil di Negeri Ini", menulis, mobil pertama kali tiba di Indonesia yang saat itu masih bernama Hindia Belanda pada 1894.

Baca juga: Belajar Sejarah Motor Pertama di Indonesia

Mobil pertama yang tiba di Hindia Belanda ialah mobil merek Benz Viktoria. Setahun setelah motor pertama tiba pada 1893, yaitu Hildebrand und Wolfmüller milik John C Potter.

Benz-Model Phaeton sebagai mobil pertama di Indonesia. Mobil 1 silinder 2.000 cc bertenaga 5 tk itu dimiliki Sri Susuhunan Pakubuwono ke-10 pada 1894. Febri Ardani/KompasOtomotif Benz-Model Phaeton sebagai mobil pertama di Indonesia. Mobil 1 silinder 2.000 cc bertenaga 5 tk itu dimiliki Sri Susuhunan Pakubuwono ke-10 pada 1894.

Benz Viktoria tersebut tiba dari Pelabuhan Semarang, Jawa Tengah. Mobil itu datang ke Hindia Belanda hanya selang delapan tahun setelah mobil pertama dibuat di Jerman.

Menariknya, mobil Benz Viktoria yang tiba di Hindia Belanda pada 1894 itu tiba lebih dulu ketimbang Belanda. Sebab mobil pertama yang masuk Belanda baru datang pada 1896 di Den Haag.

Mobil Benz Viktoria tersebut milik Soesoehoenan Soerakarta Pakoe Boewono X, juga disebut Pakubuwana, atau Pakubuwono pada literasi lain. Mobil dipesan langsung dari Eropa melalui perusahaan Protle & Co di Pasar Besar, Surabaya.

Protle & Co sendiri merupakan importir barang-barang bermerek mulai dari mebel, tempat tidur, piano, kereta kuda, mobil-mobilan buat anak kecil, termasuk kendaraan bermotor.

Selain Benz Viktoria, disebutkan bahwa Protle & Co juga mendatangkan berbagai merek dan jenis mobil.

Pakoe Boewono X merupakan orang pertama di Hindia Belanda yang punya mobil. Tapi orang yang patut diberikan kredit ialah penasihatnya yaitu orang Belanda yang mendorongnya membeli mobil.

Baca juga: Deretan Motor Pertama Pabrikan Jepang yang Dirakit di Indonesia

Mobil pertama di Indonesia yang dimiliki Pakubuwono Xscreenshoot Mobil pertama di Indonesia yang dimiliki Pakubuwono X

Harga mobil saat itu tidak murah. Mobil Benz Viktoria harus ditebus dengan harga 10.000 gulden. 

"Ia adalah orang yang mendorong membeli dan mengendarai mobil itu. Itu pastinya bukan hal mudah, mengingat pada masa itu orang berpergian menggunakan kuda, atau kereta yang dihela kuda," tulis James, dalam bukunya hal 62, dikutip Kompas.com, Selasa (2/3/2021).

Saat itu mobil milik Raja Surakarta tersebut dianggap sebagai benda yang kurang lazim. Sebab terlihat seperti kereta kuda yang berjalan sendiri.

Baca juga: Toyota Raize Punya 6 Varian, Termasuk Mesin Turbo

"Tidak heran jika muncul istilah kereta setan. Sayangnya nama orang Belanda yang menjadi penasihat Pakoe Boewono X itu tidak diketahui," tulis James.

Mobil Benz Viktoria milik Pakubawana itu terakhir kali muncul di muka umum pada 1924, sewaktu mobil akan dikapalkan ke Belanda untuk mengikuti pameran mobil RAI.

Spesifikasi Benz Viktoria tersebut mengusung mesin 2.000cc 1 silinder, mampu menghasilkan 5 PK. Peleknya menggunakan roda kalu dan ban mati tanpa udara, dan bisa memuat delapan orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com