Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Material Ringan tapi Kuat yang Digunakan Motor Balap MotoGP

Kompas.com - 01/01/2021, 14:01 WIB
Donny Dwisatryo Priyantoro,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Motor balap MotoGP diciptakan dengan teknologi canggih. Motor ini mampu melaju hingga tembus lebih dari 300 kilometer per jam. Untuk bisa mencapai kecepatan tinggi, tentu material yang digunakan untuk membangun motor ini juga harus mendukung.

Dikutip dari Boxrepsol.com, ada beberapa material yang digunakan pada motor balap MotoGP yang ringan, tapi juga kuat. Material tersebut antara lain aluminium, carbon fiber, mangnesium, dan titanium.

Baca juga: Data dan Angka MotoGP 2020

1. Magnesium

Magnesium termasuk material logam yang banyak digunakan di alat-alat yang bisa dijumpai sehari-hari, sama seperti aluminium.

Magnesium merupakan unsur paling melimpah kedelapan di Bumi. Jarang terjadi secara alami dalam bentuk logamnya. Butuh proses kimia, terutama elektrolisis, untuk mendapatkan logam ini.

Alex Marquez saat berlaga di MotoGP Eropa. (Photo by JOSE JORDAN / AFP)JOSE JORDAN Alex Marquez saat berlaga di MotoGP Eropa. (Photo by JOSE JORDAN / AFP)

Magnesium memiliki kepadatan yang lebih rendah dari aluminium, hanya 1,73 g/cm3. Selain itu logam ini memiliki titik leleh 650 derajat Celcius, yang terendah dari semua logam alkali tanah.

Penggunaan magnesium pada motor MotoGP bisa ditemukan di beberapa bagian mesin. Tapi, penggunaannya yang paling umum dan mencolok secara visual, terdapat di pelek.

Perbedaan berat antara set pelek yang diproduksi dengan aluminium dan magnesium cor sangat signifikan, beratnya sepasang hanya 7,4 kg, hampir setengah dari berat pelek die-cast aluminium.

Baca juga: Daftar Nomor Start yang Tidak Bisa Digunakan di MotoGP dan Moto2

2. Titanium

Seperti halnya elemen lain, titanium tidak terbentuk secara alami dan diperoleh melalui pemurnian, seperti yang ditemukan di endapan mineral lain.

Merakit motor balap MotoGPBoxRepsol Merakit motor balap MotoGP

Ini memiliki kepadatan 4,5 g / cm3, yang menjadikannya logam terberat dari yang paling ringan. Ketahanannya yang tinggi menjadikannya kandidat ideal untuk industri dirgantara, industri medis, dan industri militer, karena kekuatannya mampu melebihi baja.

Titanium sangat tahan terhadap korosi dan keausan, dan memiliki titik leleh yang tinggi, yakni 1.668 derajat Celcius, serta memiliki konduktivitas listrik dan termal yang cukup rendah.

Suku cadang titanium sangat mahal karena sulitnya mendapatkan dan memprosesnya. Kondisi yang sangat tepat diperlukan dalam paduan titanium tertentu saat bekerja, mengelas, atau mencetak elemen ini untuk menghindari kerusakan atau kontaminasi.

Beberapa paduan titanium menampilkan kekuatan tarik yang luar biasa, itulah mengapa logam ini merupakan elemen yang ideal untuk digunakan pada suku cadang otomotif yang kompetitif.

Namun, regulasi MotoGP melarang penggunaannya di bagian tertentu, seperti rangka, swingarm, as, dan setang, serta beberapa bagian sokbreker.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com