Jika ini dilakukan maka efeknya akan terasa saat mobil dikendarai, misalnya kendaraan menjadi tidak nyaman karena ban terlalu keras.
“Dampak lainnya seperti setir menjadi terlalu ringan dan sulit dikendalikan, keausan ban tidak rata, hanya bagian tengahnya saja,” ucapnya.
Sebaliknya, Zulpata melanjutkan, jika kendaraan dalam kondisi penuh tapi tekanan udaranya standar, maka mobil jadi tidak stabil saat dikemudikan.
Selain itu, efek lainnya karena tekanan udara yang kurang adalah potensi kerusakan pada bagian dinding ban.
Hal ini disebabkan karena ban dengan tekanan udara yang kurang dipaksa untuk memikul beban kendaraan yang terlalu berat.
Baca juga: Ingat, Penghapusan Denda Bukan Berarti Bebas Pajak Kendaraan
Untuk itu, Zulpata pun menyarankan, agar pemilik kendaraan tetap menyesuaikan tekanan udara sebagaimana rekomendasi dari pabrikan.
Hal ini karena ukuran tekanan udara tersebut sudah ditentukan dengan berbagai pertimbangan dan juga penelitian dari pabrikan.
“Yang paling bagus adalah tekanan udara sesuai dengan rekomendasi dari pabrikan, jangan kelebihan dan jangan kekurangan,” ujar Zulpata.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.