Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putar Setir Sampai Mentok Bisa Bikin Power Steering Hidrolik Rusak?

Kompas.com - 14/12/2020, 10:12 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Ketika sedang mengemudikan mobil, pasti ada kalanya memutar setir sampai mentok, baik saat putar balik atau parkir.

Katanya ketika memutar setir sampai mentok dan terdengar suara, bisa membuat power steeringnya rusak.

Sebelumnya, perlu diketahui terlebih dahulu, ada dua jenis power steering, hidrolik dan elektrik.

Untuk pengoperasiannya, power steering hidrolik dibantu oli, sedangkan elektrik memakai motor listrik.

Ada mitos menyatakan, untuk mobil yang masih memakai power steering hidrolik dilarang memutar setir sampai mentok ketika berbelok atau putar balik, apa kah benar demikian?

Baca juga: Hyundai Staria, Calon Low MPV Pesaing Avanza dan Xpander

Komponen power steering hidrolik.Ghulam/Otomania Komponen power steering hidrolik.

Kepala Bengkel Auto2000 Cilandak, Suparna mengatakan, dalam kasus memutar setir sampai mentok, tidak akan merusak power steering hidrolik.

Power steering hidrolik sudah disesuaikan desainnya di kendaraan. Jadi pas parkir atau putar balik, walaupun setir sampai mentok, tidak akan merusak power steering,” ucap Suparna kepada Kompas.com, belum lama ini.

Selain itu, ada komponen di setir yang membatasi putarannya atau biasa disebut stopper. Kalau memutar setir sampai stoppernya, masih aman untuk dilakukan.

Suparna mengatakan, kebiasaan yang bisa merusak power steering yaitu saat mobil sedang berhenti, posisi ban tidak lurus.

Baca juga: Spesifikasi dan Fitur Motor Listrik United T1800

“Kondisi ini pada power steering hidrolik bisa bikin rusak karena tekanan minyak kanan dan kiri enggak sama, berlebih di satu sisi. Hal ini yang menyebabkan usia seal jadi lebih pendek, karena diam tapi masih terkena tekanan” kata Suparna.

Selain itu, baik power steering hidrolik atau elektronik, ada satu cara untuk menjaga power steering jadi lebih awet.

Jangan terlalu banyak memutar setir saat kendaraan diam. Karena, saat mobil diam, beban steering paling besar.

Baca juga: Deteksi Permasalahan pada Mobil Saat Indikator Engine Check Menyala

Power Steering Hidrolik dan EPS

Untuk diketahui, saat ini ada dua jenis power steering yang populer digunakan, mulai dari hidrolik atau sistem konvensional dan elektrik yang sudah disematkan pada model-model mobil baru.

Kalau elektronic power streering (EPS) menggunakan motor listrik pada sistem pengoperasiannya.

Sementara hydraulic power steering (HPS), bekerja melalui pompa hidrolik yang memanfaatkan tenaga putaran mesin.

Empat komponen, Electronic Power Steering (EPS), yaitu 1. EPS control unit. 2. EPS motor and resolver. 3. Reduction gear. 4. Torque sensor.autoserviceprofessional.com Empat komponen, Electronic Power Steering (EPS), yaitu 1. EPS control unit. 2. EPS motor and resolver. 3. Reduction gear. 4. Torque sensor.

Untuk EPS yang saat ini sudah mulai banyak digunakan memiliki kelebihan seperti less maintanance atau bebas perawatan.

Lebih dari itu, sistem ini juga tidak membebani kinerja mesin, sehingga bisa membantu mengefisiensi bahan bakar.

Hal tersebut tidak terjadi untuk jenis HPS, yang membutuhkan perawatan, di mana bisa jadi celah kekurangannya. Untuk setiap 40.000 km sekali oli harus diganti, lalu pompanya juga menambahkan beban kerja mesin, sehingga mengurangi efisiensi bahan bakar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com