Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Amankah Mencampur BBM Oktan Berbeda pada Kendaraan?

Kompas.com - 16/11/2020, 15:42 WIB
Ari Purnomo,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Setiap pemilik kendaraan mempunyai kebiasaan yang berbeda dalam penggunaan jenis bahan bakar minyak (BBM).

Ada yang memilih menggunakan jenis bensin yang sesuai dengan rekomendasi dari pabrikan. Tetapi, tidak sedikit yang memilih jenis bensin dengan oktan lebih tinggi atau lebih rendah dari yang seharusnya, atau bahkan mencampur dari jenis yang berbeda.

Melakukan pencampuran bahan bakar dengan Research Octane Number (RON) yang berbeda dianggap bisa menjadi solusi untuk meningkatkan performa kendaraan tetapi tetap bisa berhemat.

Benarkah anggapan bahwa mencampur bensin dengan oktan yang berbeda bisa memberikan efek pada kendaraan?

Baca juga: Blokir STNK yang Mati 2 Tahun Segera Diberlakukan

Didi Ahadi, Dealer Technical Support Dept Head PT Toyota Astra Motor (TAM), mengatakan, kebiasaan mencampur bahan bakar mungkin agar oktannya tidak terlalu rendah atau terlalu tinggi.

Mengisi bensin sesuai dengan spek kendaraan agar mesin tetap awetKompasOtomotif Mengisi bensin sesuai dengan spek kendaraan agar mesin tetap awet

Tetapi, mengenai pengaruhnya terhadap mesin menurutnya harus dibuktikan terlebih dahulu dengan pengujian.

“Mungkin itu agar bensin yang dipakai tidak terlalu rendah atau terlalu tinggi, tapi itu secara logika, teorinya juga harus dibuktikan,” katanya kepada Kompas.com, Minggu (15/11/2020).

Didi menambahkan, yang terbaik dalam penggunaan BBM adalah dengan mengikuti standar yang direkomendasikan dari pabrikan.

Baca juga: Blokir STNK Segera Berlaku, Pelajari Regulasinya

“Dengan menggunakan bahan bakar yang sesuai maka bisa menjaga kondisi mesin. Sebaliknya, jika tidak sesuai bisa menimbulkan kerak karena pembakaran tidak sempurna, “ tuturnya.

Kepala SPBU Pertamina MT Haryono Paimin mengatakan, mencampur berbagai jenis bensin dengan oktan yang berbeda sebenarnya sah-sah saja.

Hanya saja, cara tersebut tidak akan berpengaruh terhadap performa mesin atau menjadikan pembakaran menjadi lebih baik.

Petugas SPBU menggunakan alat pelindung wajah saat melayani pengendara di SPBU Pertamina 31.128.02 di Jl. Letjen M.T. Haryono, Jakarta Timur, Senin (1/6/2020). Penggunaan alat pelindung wajah (Face Shield) tersebut sebagai salah satu upaya untuk melindungi diri saat berhubungan langsung dengan pengendara dalam pencegahan penyebaran COVID-19.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Petugas SPBU menggunakan alat pelindung wajah saat melayani pengendara di SPBU Pertamina 31.128.02 di Jl. Letjen M.T. Haryono, Jakarta Timur, Senin (1/6/2020). Penggunaan alat pelindung wajah (Face Shield) tersebut sebagai salah satu upaya untuk melindungi diri saat berhubungan langsung dengan pengendara dalam pencegahan penyebaran COVID-19.

“Contoh, pemilik mobil biasanya menggunakan bensin Premium, kemudian setiap 6 bulan sekali isi Pertamax Turbo, boleh-boleh saja. Namun, tidak ada efek pengaruh ke performa kendaraan,” tuturnya.

Paimin menambahkan, mencampurkan bensin jenis Premium, Pertamax sampai Pertamax Turbo sangat bisa dilakukan karena sama-sama golongan bensin dan memiliki zat yang sama.

Meski begitu, hal tersebut sebetulnya tidak direkomendasikan karena setiap bensin mempunyai karakteristik yang berbeda.

Baca juga: Blokir STNK yang Mati 2 Tahun Akan Berlaku di Seluruh Indonesia

“Masing-masing bensin memiliki karakteristik sulfur yang berbeda, muatannya pun juga berbeda,” ujarnya.

Sebaliknya, kebiasaan mencampurkan jenis bensin dengan oktan yang berbeda justru bisa menurunkan kualitas bahan bakar.

“Pemilik mobil memilih BBM berdasarkan rasio kompresi kendaraan, jika memilih bensin yang lebih tinggi rasio kompresi, bisa jadi tidak akan terbakar sempurna. Otomatis akan ada sisa residu,” ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com