Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penindakan Truk ODOL Disebut Belum Efektif

Kompas.com - 06/11/2020, 15:41 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Kasus truk yang over dimension dan over loading (ODOL) memang masih terjadi di Indonesia. Berbagai cara penindakan sudah dilakukan, mulai memotong bagian truk, sampai melakukan transfer muatan.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Gemilang Tarigan mengatakan, penindakan truk ODOL dengan melalui jembatan timbang memang sedang dilakukan Kemeterian Perhubungan di berbagai daerah, namun masih kurang efektif dilakukan.

“Yang saya lihat, volume truk yang melalui jembatan timbang masih relatif kecil, paling 10 sampai 20 persen dari seluruh kegiatan industri ini,” ucap Gemilang kepada Kompas.com, Kamis (5/11/2020).

Baca juga: Pilihan MPV Murah Bekas Taksi, Wuling Confero Rp 57 Juta, Honda Mobilio Rp 89 Juta

Truk penuh muatan parkir di Pelabuhan Pangkalbalam, Pangkalpinang, Babel, Senin (22/6/2020).KOMPAS.com/HERU DAHNUR Truk penuh muatan parkir di Pelabuhan Pangkalbalam, Pangkalpinang, Babel, Senin (22/6/2020).

Lalu apakah penindakan truk ODOL dengan jembatan timbang ini bisa mengurangi populasi truk yang kelebihan muatan di jalanan, Gemilang masih mempertanyakan hal ini. Karena masih 80 persen yang lolos dari razia ini.

“Kita juga bingung kenapa masih belum seluruhnya jembatan timbang diaktifkan. Belum lagi masih kekurangan orang maupun peralatan teknis. Di penyeberangan juga belum dilakukan pembatasan, jadi masih banyak bolongnya,” kata Gemilang.

Baca juga: Bus Bikinan Bengkel Primajasa, Bisa Gendong Mobil

Oleh karena itu, masih ada pengusaha yang bisa mengakali rute perjalanannya agar bisa menghindari jembatan timbang. Selain itu, Gemilang mengatakan kalau di jembatan penimbangan, penggunaan teknologi informasi masih minimum.

“Pemerintah masih perlu pembenahan, baik segi peralatan maupun dari segi profesionalisme tenaganya. Tenaga di jembatan timbang kan perlu keahlian, jadi harus orang yang kompeten dan berintegritas,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com