Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Test Ride Kawasaki Ninja ZX-25R untuk Harian, Masih Bisa Ditoleransi

Kompas.com - 30/10/2020, 14:01 WIB
Donny Dwisatryo Priyantoro,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kawasaki Ninja ZX-25R menjadi motor sport full fairing 250 cc yang banyak dibicarakan orang. Motor ini membuat gebrakan dengan mesin 4-silinder yang digunakannya.

Beberapa waktu lalu, Kompas.com sudah mendapatkan impresi saat menguji ZX-25R di Sirkuit Sentul, Bogor. Performanya luar biasa, tarikan atasnya mengagumkan dan handling juga lincah saat diajak menikung.

Baca juga: Rumors Tampang Ninja ZX-25R Jika Diubah Jadi Naked Bike

Ditambah lagi, penyematan Power Mode dan Kawasaki Quick Shifter (KQS) sangat terasa manfaatnya saat menggeber motor sport 250 cc ini di sirkuit.

Test ride Kawasaki Ninja ZX-25R untuk harianKompas.com/Donny Test ride Kawasaki Ninja ZX-25R untuk harian

Tentunya, konsumen ingin mengendarai motor ini lebih banyak di jalan daripada di sirkuit. Lantas, bagaimana impresi berkendara dengan ZX-25R untuk harian?

Sebelumnya, perlu diingat bahwa ini adalah motor sport. Maka itu, posisi berkendaranya dibuat merunduk. Posisi setangnya juga diletakkan di bawah segitiga alias under yoke.

Test ride Kawasaki Ninja ZX-25R untuk harianKompas.com/Donny Test ride Kawasaki Ninja ZX-25R untuk harian

Sehingga, tidak bisa dikatakan bahwa motor ini sangatlah nyaman. Khususnya, untuk penggunaan harian, di mana akan bertemu dengan kemacetan. Sebab, dengan posisi badan yang merunduk, bagian tangan, pundak, atau pinggang, bisa saja lebih cepat kelelahan.

Meski demikian, ZX-25R punya tinggi jok yang cukup ramah dengan postur orang Indonesia pada umumnya. Test rider Kompas.com dengan postur badan 155 cm dan berat 57 kg bisa cukup nyaman berada di atas motor ini. Meski kaki sedikit jinjit, tapi masih bisa percaya diri menahan beban motor.

Test ride Kawasaki Ninja ZX-25R untuk harianKompas.com/Donny Test ride Kawasaki Ninja ZX-25R untuk harian

Sebelumnya, perlu diketahui dulu karakter mesin 4-silinder ini. Meskipun banyak yang mengatakan motor zaman sekarang sudah tidak perlu dipanaskan lagi, karena sirkulasi olinya sudah jauh lebih baik, tapi berbeda dengan ZX-25R.

Motor ini tetap perlu dipanaskan, setidaknya sampai temperatur mesin di panel instrumen mendekati angka 70 derajat Celcius.

Tujuannya bukan karena membiarkan olinya bersikulasi dulu, tapi agar mesin mencapai temperatur yang ideal. Sehingga, saat diajak berakselerasi, respons mesin sudah lebih baik.

Test ride Kawasaki Ninja ZX-25R untuk harianKompas.com/Donny Test ride Kawasaki Ninja ZX-25R untuk harian

Saat dikendarai, raungan suara dari mesin 4-silinder sejajar ini memang menggugah selera untuk menarik tuas gas. Memang dengan konfigurasi mesin ini, dimensi motor jadi sedikit lebih lebar. Tapi, posisi paha menjepit tangki tetap nyaman. Sehingga, motor tetap mudah dikendalikan.

Dengan Power Mode dan Kawasaki Traction Control (KTRC), pengendara motor ini jadi bisa menyesuaikan motor dengan kondisi jalan. Saat kondisi jalan sepi atau lengang, Power Mode di posisi Full (F) bisa jadi pilihan untuk merasakan performa mesin 100 persen.

Test ride Kawasaki Ninja ZX-25R untuk harianKompas.com/Donny Test ride Kawasaki Ninja ZX-25R untuk harian

Lalu, saat kondisi jalan ramai atau ingin berkendara dengan santai, Power Mode di posisi Low (L) juga sudah cukup. Performa mesin hanya sekitar 60 persen, tapi bukan berarti tenaganya jadi tidak terasa. Akselerasi memang sedikit tertahan, tapi saat di putaran atas tetap melimpah tenaga yang dihasilkan.

Ketika berada dalam kondisi jalan yang ramai atau macet, mungkin banyak orang yang pernah mengendarai motor gede (moge) atau motor dengan mesin 4-silinder mengeluhkan soal panas yang dihasilkan. Hal tersebut juga bisa dirasakan pada ZX-25R.

Test ride Kawasaki Ninja ZX-25R untuk harianKompas.com/Donny Test ride Kawasaki Ninja ZX-25R untuk harian

Bagian betis dan paha bagian dalam terasa lebih hangat ketika motor terjebak di kondisi macet atau bahkan sekadar berhenti di lampu merah. Tapi, saat melaju kembali rasa hangat tersebut tidak begitu terasa. Jika melihat temperatur pada panel instrumen, suhunya bisa mencapai 100 derajat Celcius.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com