Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9 Penyebab Ban Truk Tidak Aus Merata

Kompas.com - 25/10/2020, 14:25 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.comBan merupakan komponen yang memengaruhi biaya operasional kendaraan niaga. Sebisa mungkin ban yang digunakan bisa awet, hingga puluhan ribu kilometer bisa digunakan.

Namun yang kadang menjadi masalah bagi operator truk, yaitu adanya keausan ban yang tidak merata atau irregular wear. Jika hal ini terjadi, operator harus menyusun kembali bagaimana mengatur penggunaan ban agar bisa merata pemakaiannya.

Tire & Rim Consultant dan Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, Bambang Widjanarko mengatakan, penyebab dari irregular wear pada ban disebabkan oleh kerusakan di komponen lain.

Baca juga: STNK Akan Diblokir Jika Tak Bayar Pajak Selama 2 Tahun

Ratusan mobil truk berhenti menunggu selesainya pembatasan jam operasional truk di jalan raya Parung Panjang menuju Legok, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (10/01/2019). Pemerintah Kabupaten Tangerang membatasi jam operasional kendaraan jenis truk golongan 2 hingga truk golongan 5 yang membawa muatan material tanah dan pasir. Jenis-jenis kendaraan tersebut baru dapat melintas pukul 22.00-05.00 WIB.KOMPAS.com / ANDREAS LUKAS ALTOBELI Ratusan mobil truk berhenti menunggu selesainya pembatasan jam operasional truk di jalan raya Parung Panjang menuju Legok, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (10/01/2019). Pemerintah Kabupaten Tangerang membatasi jam operasional kendaraan jenis truk golongan 2 hingga truk golongan 5 yang membawa muatan material tanah dan pasir. Jenis-jenis kendaraan tersebut baru dapat melintas pukul 22.00-05.00 WIB.

“Ban itu penderita, keausan yang tidak merata hanya sebuah indikasi, bahwa ada perangkat kendaraan yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya,” kata Bambang kepada Kompas.com, Minggu (25/10/2020).

Bambang mengatakan, ada sembilan faktor yang menyebabkan ban truk aus tidak merata. Pertama yaitu under inflation atau kekurangan tekanan udara. Perlu diingat kalau tekanan udara pada ban sangat penting, apalagi truk yang harus membawa beban sampai puluhan ton.

“Kedua yaitu ketingian ban ganda yang enggak sama. Perbedaan dua cm saja sudah membuat ban yang lebih tinggi lebih rawan meledak karena menahan beban dan ban yang pendek lebih cepat aus karena selalu selip saat bergulir,” ucap Bambang.

Baca juga: Mandalika Racing Team Akan Disponsori Lima BUMN

Kondisi ban aus berbulupopularmechanics.com Kondisi ban aus berbulu

Ketiga yaitu karena overloading, beban berlebihan membuat suspensi menjadi mentok, sehingga peredaman jalan hanya mengandalkan ban. Tentu saja jika melewati jalan yang kurang bagus, ban jadi aus tidak merata.

Faktor keempat dan kelima yaitu bearing dan suspensi yang aus. Penyebab dari faktor ini juga bisa karena truk yang dipaksa membawa beban berlebih atau overloading sehingga komponen tadi lebih cepat aus.

“Keenam yaitu pelek yang tidak bulat. Memang bisa terlihat bulat, namun jika diukur benar, ternyata ada benjolnya,” kata Bambang.

Alat spooring ban trukhaltebus.com Alat spooring ban truk

Ketujuh, bisa disebabkan karena spooring ban depan truk yang tidak pas. Begitu juga pada ban yang ada di trailer, jika tidak spooring, keausan setiap ban jadi tidak merata. Sedangkan ban belakang, biasanya tidak perlu spooring.

“Ke-8 yaitu axle yang mengangkut tidak sesuai dengan bebannya. Jika dimuati lebih daripada kapasitasnya, axle malah jadi mengayun sehingga menyebabkan irregular wear,” kata dia.

Terakhir yaitu dikarenakan rem yang tidak balans. Misalnya tromol yang tidak rata, sehingga bentuknya oval, tidak lagi bulat. Kalau sudah begini, walaupun pedal rem tidak diinjak, tetap terjadi pengereman yang menyebabkan aus di berbagai titik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com