JAKARTA, KOMPAS.com - Penggunaan komponen mobil sebaiknya sesuai dengan yang direkomendasikan oleh pabrikan, termasuk juga dalam memilih merek oli mesin.
Setiap pabrikan mobil pastinya sudah memberikan anjuran dalam penggunaan pelumas mesin yang sesuai dengan karakter mesinnya.
Dengan begitu, kinerja oli dalam melumasi setiap komponen di dalam mesin bisa lebih maksimal saat digunakan.
Hanya saja, terkadang tidak sedikit pemilik kendaraan roda empat yang tergiur dengan merek pelumas karena adanya beberapa keunggulan berbeda.
Baca juga: Blokir STNK Tak Perlu ke Samsat, Begini Caranya
Hal ini membuatnya mengganti merek oli yang digunakan untuk jantung pacu kendaraannya. Lalu benarkah mitos sering ganti merek pelumas bisa merusak komponen mobil?
Bambang Supriyadi, Executive Coordinator Technical Service Division PT Astra Daihatsu Motor ( ADM), mengatakan, hal itu bisa saja terjadi.
Hal ini disebabkan karena setiap pelumas sudah dibuat dengan berbagai bahan yang menyesuaikan karakter mesin termasuk juga dalam penggunaan zat aditif.
Sehingga, setiap merek oli akan memiliki kandungan zat aditif yang tidak sama antara merek yang satu dengan yang lainnya.
“Setiap mereka pelumas punya zat aditif yang berbeda, bisa menyebabkan terjadinya sludge ( lumpur), jika oli dicampur,” ujar Bambang kepada Kompas.com, Sabtu (10/10/2020).
Baca juga: Kendaraan yang Sudah Dijual Sebaiknya Langsung Blokir STNK, Ini Alasannya
Bambang menambahkan, sludge muncul karena adanya sisa pelumas lama yang masih tertinggal di ruang mesin saat penggantian oli.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan