Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakai Mobil Transmisi Manual, Kaki Kiri Jangan Nempel di Pedal Kopling

Kompas.com - 20/09/2020, 07:02 WIB
Ari Purnomo,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mengendarai mobil transmisi manual mempunyai sensasi yang berbeda dibandingkan jenis otomatis.

Salah satunya adalah pengemudi bisa memainkan kopling saat akan memindahkan posisi gigi transmisinya.

Hal inilah yang mungkin membuat banyak pengemudi kendaraan roda empat manual yang kemudian menjadi terbiasa meletakkan kaki kirinya pada peda kopling.

Meski hanya sebatas menempelkan saja, ternyata ada efek buruk yang akan terjadi pada komponen mobil dalam jangka panjangnya.

Baca juga: STNK Hilang Tapi Motor Masih Kredit, Begini Cara Mengurusnya

Suparna, Kepala Bengkel Auto2000 Cilandak, menyarankan, agar saat mengemudi kendaraan roda empat manual kaki kiri tidak ditempelkan pada pedal kopling.

Posisi kaki kiri tengah menginjak kopling saat mengendarai mobil bertransmisi manual.Youtube/Maxresdefault Posisi kaki kiri tengah menginjak kopling saat mengendarai mobil bertransmisi manual.

Pasalnya, ketika kaki kiri diletakkan pada pedal kopling bisa menyebabkan kopling merilis sekitar 20 persen.

“Kalau merilis 100 persen sekalian malah tidak apa-apa karena tidak berjalan sekalian,” katanya kepada Kompas.com belum lama ini.

Jika terus dilakukan, Suparna melanjutkan, akan membuat kampas kopling cepat aus. Hal ini karena kopling menjadi slip saat mesin bergerak plat kopling dan flywheel, cover kopling menyatu.

Baca juga: Urus STNK Hilang di Samsat, Bisa Diwakilkan?

“Kopling akan terus tergerus, tergesek, setiap kali mobil dipakai. Padahal, seharusnya kopling baru akan tergerus saat perpindahan gigi,” ujarnya.

Maka dari itu, Suparna mengatakan, ketika mengendarai mobil manual sebaiknya kaki kiri tidak terus-terusan diletakkan di atas pedal kopling.

Selain akan membuat kopling cepat habis sebelum waktunya juga akan membuat kaki lebih mudah lelah saat berkendara.

“Usia rata-rata kopling mencapai 80.000 kilometer, tetapi jika kebiasaan meletakkan kaki di atas pedal kopling terus dilakukan bisa jadi sebelum batas pemakaian habis, kopling sudah harus diganti,” ucapnya.

satu set perangkat kopling yang sudah mengalami kerusakan.Ghulam/Otomania satu set perangkat kopling yang sudah mengalami kerusakan.

Suparna menambahkan, kebiasaan ini kebanyakan dilakukan oleh mereka yang baru dalam tahap belajar mengendarai mobil atau juga para ibu-ibu rumah tangga.

Jika kondisi kopling sudah aus, Suparna merekomendasikan untuk mengganti secara satu paket yakni kampas beserta cover koplingnya.

Baca juga: Ini Biaya Resmi Penerbitan STNK Baru

Jika hanya diganti kampasnya saja maka masa pemakaiannya tidak akan panjang. Hal ini disebabkan permukaan cover kopling yang aus atau tidak rata, akan berpengaruh pada kinerja kopling.

“Kalau tidak diganti satu paket kemampuannya tidak bisa maksimal, paling setelah 40.000 kilometer sudah diganti. Karena permukaan cover kopling yang lama ini tidak rata, sehingga kontak dengan kampas kopling juga tidak akan maksimal 100 persen,” ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com