Terpisah, Jusri Pulubuhu, Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), mengatakan, berkendara di belakang bus dan truk dapat membahayakan karena membuat blind spot alias titik buta lebih besar.
"Karena kita tidak tahu apa yang terjadi di depan mobil kita. Dia (sopir bus dan truk) sudah bisa memprediksi manuver apa yang diambil sedangkan kita di belakang seperti pakai kacamata gelap, hanya sisi samping bus saja yang kita lihat," ucap Jusri.
Jusri menambahkan, yang sering terjadi adalah ketika bus atau truk mengerem maka mobil atau motor malah menabrak ke depan. Ini terjadi karena pengemudi kurang reaktif sebab seperti melihat tembok.
Baca juga: Berlaku Besok, Ini 25 Ruas Jalan yang Terapkan Ganjil Genap
"Jadi kalau bus mengerem tiba-tiba kita tidak bisa berbuat banyak sebab fase analisa kita jadi sedikit atau waktu persepsi kita mempelajari sesuatu jadi sedikit," ujarnya.
Cara yang paling aman adalah dengan menjaga jarak cukup jauh agar pandangan lebih luas. Tetapi, konsekuensinya kecepatan kendaraan lebih lambat tapi hal ini lebih aman dari sisi safety driving.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanKunjungi kanal-kanal Sonora.id
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.