Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Malas Ganti Oli Mesin, Ini Efek Buruknya

Kompas.com - 28/07/2020, 08:12 WIB
Ari Purnomo,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Melakukan penggantian pelumas pada mobil sebaiknya dilakukan rutin sesuai dengan jarak tempuh atau masa pemakaian.

Penggantian oli mesin ini bertujuan untuk menjaga setiap komponen yang ada di dalam mesin tetap terjaga, dan bisa bekerja secara optimal.

Meskipun kendaraan jarang digunakan atau lebih banyak berdiam di dalam garasi, bukan berarti penggantian oli bisa ditunda atau malah tidak diganti.

Pasalnya, jika pelumas tidak diganti dalam waktu tertentu akan memberikan efek pada komponen mesin karena fungsi pelumas juga akan berkurang.

Baca juga: Pengemudi Kendaraan Halangi Ambulans Bisa Dipenjara, Ini Aturannya

Kepala Bengkel Auto2000 Yos Sudarso Suparman mengatakan, oli memiliki masa pakai yang bukan hanya tergantung pada jarak tempuh kendaraan saja, tetapi juga pada waktu pemakaian.

Ilustrasi mengganti oli mesin pada mobil LCGCSHUTTERSTOCK Ilustrasi mengganti oli mesin pada mobil LCGC

“Meski kendaraan jarang digunakan dan angka kilometer belum menunjukan ketentuan untuk mengganti, tapi bila waktunya sudah harus ganti ya tetap diganti,” ujarnya kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.

Dengan begitu, Suparman menambahkan, meski mobil jarang dikendarai tapi masa waktu pemakaian komponen sudah habis, harus segera dilakukan pergantian.

“Dari segi ketentuan, penggantian pelumas mesin sebenarnya sudah memiliki aturan. Bila mengambil batasan dari jarak tempuh sebaiknya dilakukan setiap 10.000 km, sementara untuk kisaran waktu paling telat dilakukan setiap enam bulan sekali,” katanya.

Baca juga: Hindari Bonceng Anak di Jok Depan Motor, Bisa Berbahaya

Suparman juga mengatakan, setiap pelumas mesin mengandung zat adiktif yang sifatnya tidak bertahan lama.

Zat tersebut biasanya dicampur jadi sebuah formula khusus untuk memberikan perlindungan lebih optimal bagi komponen mesin. Misal, mencegah proses korosi atau meredam panas yang berlebih.

Ilustrasi mobil mogokSHUTTERSTOCK Ilustrasi mobil mogok

“Zat pada oli tidak bertahan lama, walau mobil jarang jalan tapi harusnya tetap dilakukan agar fungsi kandungan aditif pada oli tetap optimal. Belum lagi dengan kondisi oli yang kotor kena serpihan saat mengendap terlalu lama dibawah mesin,” tutur Suparman.

Pada kesempatan berbeda, Head of Service PT Suzuki Indomobil Sales ( SIS) Riecky Patrayudha mengatakan, oli mesin akan rusak bila mobil benar-benar tak digunakan atau bahkan dipanaskan dalam jangka waktu yang lama.

Hal tersebut juga sudah dibuktikan melalui riset yang dilakukannya beberapa waktu lalu.

"Kami pernah studi, mobil yang baru diservis diganti oli baru dan kami diamkan hingga dua sampai empat bulan,” katanya.

Baca juga: Kenali 7 Penyebab Pecah Ban, Salah Satunya Tak Dirawat

Hasilnya, Riecky melanjutkan, pelumas tersebut ternyata sudah berubah hitam pekat. Artinya ada proses yang membuat oli baru sekalipun tak lagi bagus meski mobil didiamkan saja.

Menurutnya, kerusakan atau menurunnya kualitas oli merupakan hal yang sangat wajar. Terlebih di dalam jantung pacu juga terdapat serpihan atau residu dari logam dan lainnya.

Ditambah oli baru yang terkontaminasi dengan sisa-sisa pelumas lama yang mengendap di dapur pacu.

"Kerusakan oli itu bisa saja terjadi pada mobil yang lama tak dipakai. Apalagi mobil tak pernah dipanaskan bisa saja terjadi kondensasi di dalam mesin," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com