Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akal-akalan Pedagang Motor Bekas Bikin Halus Suara Mesin

Kompas.com - 07/07/2020, 15:06 WIB
Donny Dwisatryo Priyantoro,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Untuk mendapatkan untung yang besar, banyak oknum yang menghalalkan berbagai cara. Salah satunya adalah trik pedagang motor bekas dalam memperhalus suara mesin.

Motor yang kondisinya masih baik memang bisa diketahui dari suara mesinnya yang halus atau normal. Sedangkan jika muncul suara kasar, biasanya ada komponen yang bermasalah.

Baca juga: Mitos atau Fakta, Ganti Oli Motor Dilarang saat Mesin Panas?

Trik yang paling umum digunakan oleh pedagang motor bekas adalah menggunakan oli yang kental pada motor yang suara mesinnya kasar. Sehingga, calon pembeli akan menganggap motor tersebut dalam kondisi sehat.

Ganti oli motorShutterstock Ganti oli motor

Rialdy Fasha, Training and Technical Engineering Motul Indonesia. mengatakan, ada kemungkinan pedagang motor bekas melakukan itu. Sebab, mereka tidak tahu sejarah kendaraan tersebut.

"Untuk menjaga kondisi kendaraan tetap aman, kemungkinan menggunakan oli yang lebih kental," ujar Rialdy, saat dihubungi Kompas.com, belum lama ini.

Rialdy menambahkan, untuk motor bekas memang sulit diketahui sejarah pemakaian olinya. Tidak seperti mobil yang biasanya terdapat gantungan dari kertas yang menunjukkan jarak dan waktu penggantian.

Baca juga: Cek Kondisi Mesin Kendaraan Bisa dari Warna Oli

"Salah satu fungsi oli itu untuk meredam suara mesin. Jika menggunakan oli yang lebih tebal, perlindungan mesin lebih baik terhadap gesekan atau keausan," kata Rialdy.

Motor bekas di Showroom Nugroho Motor, Kartasura, Sukoharjoistimewa Motor bekas di Showroom Nugroho Motor, Kartasura, Sukoharjo

Menurut Rialdy, mesin yang usianya sudah lama biasanya ada bagian komponen yang sudah longgar akibat keausan. Kelonggaran tersebut yang mengakibatkan mesin menjadi kasar suaranya.

"Fungsi oli untuk melapisi kelonggaran tersebut agar mesin tetap optimal, kompresi tetap ada pada piston dan lainnya. Tapi, biasanya jika menggunakan oli yang lebih kental, pengaruhnya terhadap tenaga menjadi lebih berat," ujar Rialdy.

Harga Motor Sport Bekas

Motor bekas yang ada di showroom Mokas Setia Kasih Motor, Boyolali, Jawa Tengah setia kasih motor doc Motor bekas yang ada di showroom Mokas Setia Kasih Motor, Boyolali, Jawa Tengah

Di tengah gempuran skuter matik ( skutik) sepeda motor sport ternyata masih ada juga peminatnya.

Tak hanya motor keluaran baru, motor bekas pun masih ada saja yang lebih memilih motor sport dibandingkan dengan motor matik.

Biasanya, konsumen yang lebih memilih motor sport masih berusia remaja atau masih duduk di bangku sekolah atau kuliah.

Pemilik diler motor bekas Nugroho Motor, Kartasura, Jawa Tengah (Jateng) Nugroho Dwi Prastiko mengatakan, untuk motor sport bekas yang masih mendominasi adalah dari Yamaha dan Honda atau antara CB150R dengan Vixion.

Ilustrasi motor sport 250 cc di diler motor bekasGridOto.com Ilustrasi motor sport 250 cc di diler motor bekas

Meski begitu, ada juga yang berminat dengan model fairing seperti CBR 150 atau R15. Untuk harga motor sport bekas, Nugroho mengatakan, bulan ini kondisinya masih sama seperti sebelumnya.

“Yamaha vixion lansiran tahun 2013 sekarang Rp 11,5 juta. Sedangkan R15 tahun 2014 sekarang Rp 14,5 juta,” ujarnya kepada Kompas.com, Senin (6/7/2020).

Sementara itu, untuk model lainnya seperti CB150 R Nugroho mengatakan, ada penurunan harga sejak adanya pandemi Covid-19.

“Honda CB150 R lansiran 2014 harga awalnya Rp 13,5 juta, sekarang Rp 11 jutaan. Kalau yang LED keluaran 2016 dari Rp 17 juta menjadi Rp 13,5 juta,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com