Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Asal Pasang Knalpot Racing, Mesin Motor Bisa Jebol

Kompas.com - 06/06/2020, 11:42 WIB
Ari Purnomo,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Mengganti knalpot sepeda motor menjadi hal yang lumrah dilakukan oleh para penggila kecepatan saat berkendara.

Salah satu jenis knalpot yang banyak menjadi pilihan adalah tipe racing, yang dianggap mampu melepaskan pembuangan gas sisa pembakaran menjadi lebih lancar.

Tetapi, saat melakukan penggantian model pipa pembuangan gas ini juga tidak boleh sembarangan. Bisa-bisa, bukannya performa motor meningkat tetapi tenaga kuda besi justru menjadi loyo.

Lebih parah lagi, penggantian pipa peredam bunyi letupan ini jika tidak diikuti dengan penyesuaian setingan bisa membuat mesin kendaraan jebol.

Baca juga: Jika Ojol Tak Patuhi Protokol Kesehatan, Penumpang Boleh Batalkan Pesanan

Pemilik bengkel Tanjung Motor (TMR) Djoko Prayitno mengatakan, penggantian knalpot harus diikuti dengan penyesuaian debit bahan bakarnya.

knalpot yamaha ScorpioAri Purnomo knalpot yamaha Scorpio

Penyesuaian ini wajib dilakukan agar mesin tidak terlalu kering yang bisa berakibat jantung pacu menjadi lebih cepat panas.

“Kalo penggantian knalpot racing tanpa penyesuaian debit bahan bakarnya padahal pembuangannya sudah lebih besar atau lancar dan ternyata pembakaran di mesinnya terlalu kering, maka bisa mengakibatkan kerusakan mesin,” ujarnya kepada Kompas.com, Jumat (5/6/2020).

Untuk mengetahui kondisi debit bahan bakarnya sesuai atau tidak, Yitno mengatakan, bisa dicek dari kondisi elektroda businya.

Baca juga: Saat PSBB Transisi, Penumpang Ojol Diminta Bawa Helm Sendiri

Bila kondisi elektroda busi berwarna putih pucat maka pembakaran terlalu kering atau kurang pas dengan model knalpot racing.

“Jika terlalu kering mesin bisa mengalami overheat dan rawan jebol,” ucapnya.

Pilihan knalpot racing Honda ADV 150 di IIMS Motobike Expo 2019Kompas.com/Donny Pilihan knalpot racing Honda ADV 150 di IIMS Motobike Expo 2019

Kemudian, Yitno menambahkan, jika elektroda busi berwarna hitam dan terlalu basah kondisi tersebut menandakan bahwa pembakaran terlalu basah.

Baca juga: Diizinkan Bawa Penumpang, Ojol Siap Jalankan Protokol Kesehatan

Efeknya adalah mesin menjadi tersendat saat dikendarai. Sedangkan jika debit bahan bakar sudah sesuai maka elektroda busi akan berwarna kecoklatan.

“Kalau sudah berwarna kecoklatan berarti pembakarannya sudah baik atau pas,” tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com