Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hindari Pengemudi dengan Perilaku Membahayakan di Tol

Kompas.com - 05/05/2020, 09:42 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com – Supercar Mclaren MP4-12C dilaporkan mengalami kecelakaan di ruas Tol Jagorawi KM 43.00, Minggu (3/5/2020). Berdasarkan laporan kepolisian, penyebab kecelakaan yaitu pengemudi yang memacu mobilnya dalam kecepatan tinggi.

Sepinya beberapa jalan, terutama tol kadang membuat pemilik mobil ingin memacu kendaraannya secepat mungkin. Perilaku seperti ini yang sebenarnya bisa berbahaya baik bagi pengemudi ataupun pengguna jalan lain.

Sony Susmana, direktur Safety Defensive Consultant (SDCI), mengatakan, selain mengebut di jalan tol, berikut ini beberapa kelakuan pengemudi yang bisa berbahaya bagi pengguna jalan lain.

Baca juga: Lagi, Supercar Kecelakaan di Tol Jagorawi, Bodi Ringsek Parah

Mobil sport McLaren rusak parah setelah mengalami kecelakaan tunggal di Tol Jagorawi, Kota Bogor, Minggu (3/5/2020).Dok. Polresta Bogor Kota Mobil sport McLaren rusak parah setelah mengalami kecelakaan tunggal di Tol Jagorawi, Kota Bogor, Minggu (3/5/2020).

1. Melebihi kecepatan yang sudah ditentukan

Mengemudi di atas batas kecepatan adalah hal yang berbahaya. Risiko kecelakaan akan semakin besar terjadi sejalan dengan semakin tinggi kecepatan kendaraan. Karena pengemudi bisa kesulitan untuk mengontrol laju kendaraannya.

Pengemudi kadang tidak sadar kalau semakin cepat laju kendaraan, semakin besar risiko kecelakaannya,” kata Sony kepada Kompas.com belum lama ini.

2. Mengemudi zig-zag

Masih sering dijumpai pengemudi yang berpindah-pindah jalur, kadang juga kurang memerhatikan mobil di sekitarnya. Hal tersebut tentunya membahayakan untuk pengemudi lain dan dirinya sendiri.

“Hal ini banyak dilakukan pengemudi yang buru-buru sehingga membuat pengemudi lain kagok dan bingung,” kata Sony.

Baca juga: Kronologi Kecelakaan McLaren di Jagorawi Hingga Mobil Hancur

3. Mempertahankan berada di jalur kanan

Malas berada di jalur kiri membuat pengemudi memposisikan dirinya dalam kondisi yang tidak aman dan membahayakan pengemudi lain yang ingin menyusul.

“Pastikan berada di lajur kanan hanya untuk mendahului, lalu bisa kembali lagi ke jalur yang awal,” ucap Sony.

Jalan Tol Cengkareng-Batu Ceper-Kunciran akses keluar Rawa Bokor Jalan Tol Sedyatmo tak lagi difungsikan mulai Rabu, (1/4/2020).Dok. PT Jasamarga Kunciran Cengkareng Jalan Tol Cengkareng-Batu Ceper-Kunciran akses keluar Rawa Bokor Jalan Tol Sedyatmo tak lagi difungsikan mulai Rabu, (1/4/2020).

4. Berhenti tidak di rest area

Bahu jalan tol hanya dipergunakan untuk darurat, jika ingin istirahat harus di rest area. Masih ada pengemudi yang beristirahat, kencing, dan makan di bahu jalan. Semaksimal mungkin untuk tidak berada di bahu jalan tol karena berbahaya.

5. Tidak paham arah yang dituju

Sebaiknya pengemudi sudah mempersiapkan arah yang akan dituju. Jangan seperti orang bingung ketika berada di jalan tol yang akhirnya membahayakan diri sendiri dan pengemudi lain.

“Ada beberapa pengemudi yang bingung ketika dipersimpangan dan berhenti diantara dua jalan tersebut, sebenernya itu bahaya buat dia juga,”

Baca juga: Kecelakaan Supercar, Jangan Samakan Menyetir Supercar dengan Mobil Biasa

Jalan Tol Layang Jakarta - Cikampek tampak sepi setelah ditutup pada kedua arah, Sabtu (2/5/2020). Penutupan Jalan Tol Layang Jakarta - Cikampek dilakukan untuk mencegah penyebaran virus Covid-19 selama masa mudik Idul Fitri 1441 H.KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO Jalan Tol Layang Jakarta - Cikampek tampak sepi setelah ditutup pada kedua arah, Sabtu (2/5/2020). Penutupan Jalan Tol Layang Jakarta - Cikampek dilakukan untuk mencegah penyebaran virus Covid-19 selama masa mudik Idul Fitri 1441 H.

6. Memodifikasi lampu kendaaan yang tidak layak

Mengganti lampu dengan yang lebih terang, lampu strobe, dan lampu rem yang menyilaukan dapat mengganggu kendaraan lain yang berada di jalan tol. Padahal penggunaan lampu-lampu yang tidak sesuai sudah melanggar hukum.

7. Merasa bisa dan aman

Ketika pengemudi sudah merasa bisa dan aman, kadang tingkat kewaspadaannya berkurang. Hal itu lah yang berbahaya, walau terlihat aman waspada harus tetap maksimal dan mencegah kecelakaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com