Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diprediksi Meningkat, Polisi Perketat Pos Penyekatan Mudik

Kompas.com - 04/05/2020, 16:01 WIB
Stanly Ravel,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Meski larangan mudik Lebaran sudah berlaku sejak 24 April lalu, namun faktanya tidak sedikit masyarakat yang masih mencoba-coba untuk melakukan perjalanan mudik ke kampung halaman di tengah pandemi corona (Covid-19).

Ragam cara dilakukan, mulai mencari jalan tikus, mengumpat di bagasi bus AKAP, sampai ada yang rela menyewa truk untuk agar terhindar dari jerat razia kepolisian.

Untuk itu, guna mengantisipasi lonjakan pemudik yang tetap nekat meski sudah ada larangan, Korlantas Polri akan memperkuat penjagaan di lokasi penyekatan atau pun Pos Pam.

Baca juga: Meski Mudik Tetap Dilarang, Kemenhub Siapkan Regulasi Turunan

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Kakorlantas: Terimakasih Kepada Masyarakat Yang Taati Aturan Pemerintah Untuk Tidak Mudik Sepuluh hari pelaksanaan Operasi Ketupat 2020, Kepala Korps Lalu Lintas Polri Irjen Pol Drs. Istiono, M.H menyatakan sudah ada 23 ribu kendaraan yang diputar balik. . "Sampai sekarang yang kita putar balikkan sudah 23 ribu kendaraan, mulai dari Lampung hingga Jawa Timur," ujar Kakorlantas Polri saat berada di Gerbang Tol Kali Kangkung, Jawa Tengah. Minggu (3/5/20). . Setelah melakukan pantauan langsung ke beberapa pos pam yang berada di Jabar, Jateng dan Jatim. Kakorlantas Polri mengatakan penyekatan telah dilaksanakan secara maksimal, baik di jalur utama, jalan tol maupun arteri, semuanya dilakukan secara all out 24 jam oleh petugas gabungan. Selain melakukan penyekatan, petugas juga melakukan pemeriksaan kesehatan termasuk memeriksa suhu badan, membagikan masker, juga imbau jaga jarak dan cuci tangan. . "Nah ini yang penting, selalu didengungkan imbauan ini," kata Kakorlantas. . Kakorlantas sangat mengapresiasi masyarakat yang patuh dan taat terhadap aturan pemerintah untuk tidak melakukan mudik. . "Saya ucapkan terimakasih kepada masyarakat yang telah patuh taat tidak melakukan mudik lebaran untuk tahun ini. Kepatuhan dan ketaatan itu bagian dari kita semua untuk memerangi pencegahan covid-19. Kita harapkan ini dapat dicegah secara bersama-sama," ucap Kakorlantas. . #ntmcpolri

A post shared by NTMC POLRI (@ntmc_polri) on May 3, 2020 at 9:08am PDT

 

 

Kakorlantas Polri Irjen Istiono mengatakan, ada kemungkinan lonjakan mudik akan terjadi mendekati hari raya. Hal ini dilihat dari data pemudik pada tahun sebelumnya.

"Kemungkinan ya, H-7 (lonjakan pemudik), kita antisipasi untuk itu. Penguatan di pos-pos. Ya. Tentunya perkuatan tetap apa yang sedang sekarang ini. Kita all out 24 jam," kata Istiono, mengutip dari NTMC, Sein (4/5/2020).

Baca juga: Kronologi Kecelakaan McLaren di Jagorawi Hingga Mobil Hancur

Sejak 10 hari Operasi Ketupat berlangsung yang melibatkan 171 personel gabungan, sebanyak 23.000 ribu kendaraan lebih sudah diminta putar balik lantaran berniat untuk mudik.

Petugas melakukan pemeriksaan di check point penyekatan pertama di ruas tol Jakarta - Cikampek Km 31, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Jumat (24/4/2020). Larangan mudik mulai diberlakukan pemerintah mulai 24 April 2020 pukul 00.00 WIB untuk mencegah penyebaran Covid-19 melalui Operasi Ketupat 2020. Kendaraan pribadi baik motor atau mobil dan kendaraan umum berpenumpang dilarang keluar dari wilayah Jabodetabek.KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO Petugas melakukan pemeriksaan di check point penyekatan pertama di ruas tol Jakarta - Cikampek Km 31, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Jumat (24/4/2020). Larangan mudik mulai diberlakukan pemerintah mulai 24 April 2020 pukul 00.00 WIB untuk mencegah penyebaran Covid-19 melalui Operasi Ketupat 2020. Kendaraan pribadi baik motor atau mobil dan kendaraan umum berpenumpang dilarang keluar dari wilayah Jabodetabek.

Jumlah tersebut didapat berdasarkan data pos penyekatan yang tersebar dari Lampung hingga Jawa Timur.

Terkait masih adanya warga yang tetap nekat mudik, sebelumnya pengamat transportasi dan Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat Djoko Setijowarno menjelaskan, bila hal tersebut bisa jadi dikarenakan beberapa faktor.

Pertama lantaran perantau yang belum sempat pulang ke kampung halaman ketika larangan mudik belum ditetapkan, apalagi ditambah dengan mereka yang tidak termasuk orang yang mendapat bantuan sosial (Bansos) dari pemerintah.

Petugas di Cek Poin Pelabuhan Merak menggagalkan aksi mudik sepasang suami istri yang menyembunyikan mobil pribadinya di atas truk, Minggu (3/5/2020)Dok. Polres Cilegon Petugas di Cek Poin Pelabuhan Merak menggagalkan aksi mudik sepasang suami istri yang menyembunyikan mobil pribadinya di atas truk, Minggu (3/5/2020)

Baca juga: Diskon MPV Murah Tembus Rp 28 Juta Jelang Lebaran

"Jalan keluarnya adalah membangun solidaritas sosial di kalangan masyarakat untuk menjaga warga masyarakat yang tidak mampu di wilayah Jabodetabek agar tidak mudik. Ada upaya memberikan pertolongan bagi perantau seperti sehingga kehidupan selama berada di perantauan tetap terbangun," kata Djoko.

Menurut Djoko, urusan seperti ini tidak seharusnya diserahkan kepolisian untuk menghadang, namun lebih tepat ke Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Penanganan Covid-19.

"Memikirkan jalan keluar bagi warga yang sudah tidak memiliki penghasilan untuk membiayai kehidupan sehari-hari, namun tidak boleh pulang ke kampung halaman. Sementara persediaan keuangan semakin menipis tidak cukup hidup berlama-lama di perantauan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com