Dengan mesin 2-tak berkapasitas 100 cc, tenaga yang dihasilkan mencapak 10,59 tk pada 7.000 rpm dan torsi 11,4 Nm pada 6.000 rpm. Kecepatan maksimumnya diklaim mencapai 110 kilometer per jam.
3. Honda XL 125
Berbeda dengan Yamaha DT100 atau Suzuki TS100, nama Honda XL 125 cukup asing. Sebab, motor trail ini tidak dijual secara umum. XL 125 masuk ke Indonesia tahun 1977 diimpor oleh Ditjen Pertanian Tanaman Pangan Jakarta.
XL 125 termasuk langka, karena selain tak dijual secara umum, populasinya di Indonesia hanya 736 unit. Honda membekali motor ini dengan mesin 4-tak berkapasitas 124 cc. Tenaganya mencapai 11,8 tk pada 9.500 rpm dan torsi 9,5 Nm pada 8.000 rpm.
4. Kawasaki KE125
Kawasaki KE125 masuk ke Indonesia pada 1981. Di sini, namanya berubah menjadi Binter KE125. Motor trail ini lebih populer di dunia balap, seperti ajang grasstrack dan motocross.
KE125 dibekali mesin 2-tak berkapasitas 125 cc, berkatup rotari. Tenaganya mencapai 9,79 tk pada 6.300 rpm dan torsi 15 Nm pada 6.000 rpm. Kecepatan maksimumnya diklaim tembus 94 kilometer per jam.
Baca juga: Kenapa Motor Trail Harus Pakai Pelek Jari-jari?
Meski kecepatan maksimumnya kalah dengan kompetitornya, tapi torsinya cukup tinggi. Maka itu, motor ini banyak diandalkan untuk ajang balap garuk tanah yang memang lebih mengandalkan torsi dibandingkan kecepatan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.