Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inreyen Mobil Baru, Mitos atau Fakta?

Kompas.com - 27/03/2020, 17:32 WIB
Dio Dananjaya,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Setelah membeli mobil baru, ada kebiasaan inreyen atau break-in yang sering dilakukan. Aktivitas ini berguna untuk memberikan adaptasi bagi komponen mobil agar saling menyesuaikan.

Namun di tengah kemajuan teknologi seperti sekarang, apakah inreyen mobil masih berlaku? Ternyata jawabannya tergantung seperti apa kita mendefinisikan inreyen itu.

Anjar Rosjadi, Executive Coordinator Technical Service Division PT Astra Daihatsu Motor (ADM), mengatakan, kalau pengertiannya seperti zaman dulu ketika mobil harus sangat hati-hati dipakai dan tidak boleh digeber, ternyata tidak seperti itu.

Baca juga: Ban Mobil Tiba-Tiba Pecah, Jangan Injak Pedal Rem

Ilustrasi injakan pedal gas yang pengaruhi besaran angka rpm pada takometer.FMMOTORPARTS.com Ilustrasi injakan pedal gas yang pengaruhi besaran angka rpm pada takometer.

Seiring dengan perkembangan zaman, tingkat kepresisian mobil semakin tinggi. Membuat mesin mobil telah siap digunakan sejak dibeli dari diler.

Namun yang harus diwaspadai adalah sejumlah komponen lain yang mendukung kinerja mesin tersebut.

“Pemakaian tidak boleh ngebut dan kasar saat inreyen, salah satu alasannya karena karet ban mobil belum cukup elastis untuk bisa menapak sempurna di jalan, begitu juga dengan komponen rem yang belum terlalu pakem,” ucap Anjar kepada Kompas.com belum lama ini.

Selain itu, mobil baru juga tidak dianjurkan untuk digeber maksimal. Alasannya bukan karena dapat menimbulkan kerusakan.

Baca juga: Yamaha RX-King Bonsai, Kesan Sangar Luntur Seketika

Ilustrasi mengganti oli mesin pada mobil LCGCSHUTTERSTOCK Ilustrasi mengganti oli mesin pada mobil LCGC

Kepala Bengkel Auto2000 Cilandak Suparna, mengatakan, pada bagian internal mesin masih terdapat gram atau ampas besi yang belum hilang seluruhnya.

Dikhawatirkan gram bersirkulasi dan menumpuk di salah satu sudut mesin, sehingga mengganggu kinerjanya.

“Saat inreyen kendarai mobil secara normal, jangan mengerem secara mendadak, karena daya cengkeram kampas rem masih minim. Untuk mobil manual, jangan berganti gigi di rpm tinggi atau melakukan perpindahan dengan cepat,” kata Suparna.

“Segera ganti oli saat odometer sudah 1.000 km, untuk membuang sisa gram yang ada di mesin baru,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com