Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Corona, Kemenperin Optimistis Otomotif Naik 6 Persen Tahun Ini

Kompas.com - 10/03/2020, 08:02 WIB
Ruly Kurniawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita optimistis industri otomotif mampu tumbuh hingga 6 persen pada tahun ini, meski di tengah tekanan ekonomi global serta ancaman wabah virus corona.

Alasannya, pemerintah akan memberikan proteksi dan menyiapkan beragam insentif terhadap lima sektor manufaktur, termasuk otomotif, yang mendapat prioritas penembangan dalam kesiapan memasuki era industri 4.0.

"Kita semua harus punya semangat optimisme dalam membangun industri, karena akan berdampak luas terhadap perekonomian, seperti pada bertambahnya devisa negara dan penyerapan tenaga kerja," katanya dalam keterangan resmi, Jakarta, Senin (9/3/2020).

Baca juga: Demi Daya Saing, Kemenperin Perdalam Struktur Manufaktur Otomotif

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita memimpin rapat koordinasi di Kemenperin, Jakarta, Senin (30/12/2019). (Foto: Humas Kemenperin)KOMPAS.com/ADE MIRANTI KARUNIA SARI Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita memimpin rapat koordinasi di Kemenperin, Jakarta, Senin (30/12/2019). (Foto: Humas Kemenperin)

Adapun kemudahan yang akan disediakan untuk menciptakan iklim industri yang kondusif ialah, memberikan kemudahan perizinan dan insentif fiskal seperti super tax deduction.

"Langkah ini ujungnya adalah meningkatkan investasi dalam hal menciptakan inovasi dan penguatan kompetisi sumber daya manusia di sektor industri," kata Agus.

Sementara untuk melindungi industri otomotif dalam negeri, khususnya pada produsen kendaraan komersial, Agus menyatakan pihaknya tidak akan memberikan izin untuk impor truk bekas,

"Proteksi ini diberikan untuk meningkatkan utilitas industri kita. Jadi, saya memastikan bahwa impor itu tidak terjadi, kecuali memang belum bisa diproduksi di sini," kata dia.

“Lagi pula, industri ini punya kemampuan dan utilisasinya masih bisa ditingkatkan. Untuk itu tidak perlu impor truk bekas agar tidak menciderai sektor kendaraan komersial nasional," lanjutnya.

Baca juga: Larangan Truk ODOL di Tol Jakarta-Bandung Berlaku Tanpa Pengecualian

Mobil-mobil produksi PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, saat tiba di dermaga Car Terminal,  Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (10/6/2015). Mobil-mobil ini akan diekspor ke sejumlah negara, antara lain di Timur Tengah.KOMPAS.com / RODERICK ADRIAN MOZES Mobil-mobil produksi PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, saat tiba di dermaga Car Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (10/6/2015). Mobil-mobil ini akan diekspor ke sejumlah negara, antara lain di Timur Tengah.

Lebih lanjut, Kemenperin dan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) akan saling berkolaborasi mempertajam taji sektor otomotif di dalam negeri. Apalagi, pemerintah telah memasang target ekspor untuk kendaraan untuh atau completely built up (CBU) Indonesia bisa tembus 1 juta unit di 2024.

“Kami terus berkoordinasi dengan Gaikindo, termasuk mengenai terjaganya kebutuhan bahan baku di tengah dampak Covid-19 (virus corona). Rata-rata industri otomotif ini masih punya cadangan bahan baku yang cukup. Kami juga mengikuti informasi bahwa beberapa industri di China dan Jepang, mulai kembali normal berproduksi,” ujar dia.

Untuk diketahui, berdasarkan catatan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), jumlah ekspor kendaraan CBU selama 2019 berhasil mencapai 332.000 unit atau naik 25,5 persen dari tahun sebeelumnya.

Sementara ekspor kendaraan secara terurai atau completely knock down (CKD) pada Januari-Desember 2019 sebanyak 511.000 set atau naik 523,5 persen dibandingkan dengan periode sama tahun lalu.

Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia ( Gaikindo) Yohannes Nangoi menyebutkan, industri otomotif nasional belum signifikan terdampak ancaman virus corona. Namun jika keadaan memburuk, pemerintah menjamin bakal turun tangan mengatasinya.

"Beberapa produk memang ada yang komponennya dari China, tak terkecuali (produk) dari Jepang. Komponen kita saat ini masih bisa tersedia hingga 4 bulan ke depan. Sementara China (industri otomotifnya) juga mulai recover. Jadi saya rasa ini tidak masalah," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com