Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Posisi Gigi Mobil Transmisi Matik di Lampu Merah, Pakai D atau N?

Kompas.com - 11/02/2020, 06:52 WIB
Stanly Ravel,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu sempat ramai pembahasan mengenai penggunaan transmisi matik pada mobil. Lebih spesifiknya mengenai hal yang harus dilakukan saat berhenti di lampu merah.

Ada yang beranggapan sebaiknya posisi gigi dinetralkan dengan menggeser tuas ke N agar transmisi tidak mudah rusak akibat terbebani daya dorong dari mobil. Tapi ada pula yang justru sebaliknya.

Lantas mana yang paling benar dilakukan? Menjawab hal ini pemilik bengkel spesialis Worner Matic Hermas Efendi Prabowo, mengatakan pada dasarnya kedua persepsi tersebut tinggal tergantung situasi saat dilampu merah saja.

Baca juga: Kenapa Tuas Transmisi Matik Ada yang Model Zig-Zag ?

Tombol pengunci atau release button di tuas transmisi matik Tombol pengunci atau release button di tuas transmisi matik

"Keduanya itu cuma masalah kondisi saja, kalau lampu merahnya sebentar untuk apa ribet pindahkan ke N. Tapi kalau ada anggapan kalau dibiarkan berhenti pada posisi D bisa merusak, itu hanya phobia (ketakutan) saja, karena tidak benar seperti itu," ucap Hermas saat dihubungi Kompas.com, Senin (10/2/2020).

Lebih lanjut Hermas menjelaskan pada dasarnya sistem transmisi matik saat ini sudah bekerja secara komputerisasi. Artinya, semua perpindahan gigi telah diatur secara otomatis sesuai kebutuhan pengendara.

Wuling Almaz dilengkapi dengan transmisi CVT 8 percepatanwuling motors Wuling Almaz dilengkapi dengan transmisi CVT 8 percepatan

Pada kondisi mobil diam, meskipun tuas transmisi berada di posisi D, rangkaian transmisi pada girboks juga tidak akan berkerja, alias diam. Begitu pedal rem dilepas dan terjadi pergerakan, barulan transmisi kembali berjalan.

"Sebenarnya keberadaan transmisi matik itu lebih untuk kenyamaan dan kemudahan penggunanya, pasti pihak pabrikan juga sudah memperhitungkan, jadi tidak usah khawatir atau phobia bisa rusak atau jebol bila tetap di D saat di lampu merah," ujar Hermas.

Baca juga: Nyetir Mobil Matik, Pakai Satu Kaki atau Dua Kaki?

Kemacetan di ruas Jalan Raya Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu, (18/12/2019). Kemacetan panjang hingga lenteng agung akibat pembangunan fly over Lenteng Agung.KOMPAS.com/M ZAENUDDIN Kemacetan di ruas Jalan Raya Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu, (18/12/2019). Kemacetan panjang hingga lenteng agung akibat pembangunan fly over Lenteng Agung.

Lebih lanjut Hermas menjelaskan alasan yang baik memindahkan tuas ke N sebenarnya lebih tepat untuk keamaan. Contoh saat pedal rem tak sengaja terlepas lantara kaki yang pegal karena terlalu lama menekannya, hal tersebut tentu berisiko pada kecelakaan.

"Kalau untu safety itu lebih baik memang di N, apalagi bila lampu merahnya lama, dari pada injak rem terus mendingan dinetralkan. Tapi bila lampu merahnya tinggal 10 atau 5 detik ya buat apa selalu dipindahkan, malah tidak praktis," kata Hermas.

Kampas Kopling Habis

Ilustrasi kampas kopling di motormodifikasi.co.id Ilustrasi kampas kopling di motor

Untuk alasan kepraktisan dan kenyamanan, mobil-mobil di perkotaan kebanyakan menggunakan transmisi otomatis.

Bagi pemilik kendaraan yang sudah cukup berumur wajib mengetahui ciri-ciri kampas kopling yang mulai habis.

Meski tak menyediakan tuas kopling, transmisi otomatis masih menggunakan komponen kampas kopling layaknya transmisi manual.

Jika kampas kopling mulai habis, pasti ada efek yang dirasakan saat mengendarai mobil.

Hermas Efendi Prabowo, mengatakan ada beberapa gejala yang dapat dirasakan saat komponen kampas kopling menipis.

Gejala paling umum tarikan mobil terasa melambat, meski putaran mesin sudah tinggi,” ujar Hermas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com