Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Efek Samping Isi Bensin yang Salah pada Motor Injeksi

Kompas.com - 01/02/2020, 10:02 WIB
Donny Dwisatryo Priyantoro,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bahan bakar atau bensin yang tersedia di pasaran saat ini memiliki berbagai nilai oktan. Bagi pemilik sepeda motor injeksi, wajib paham memilih bensin yang tepat sesuai dengan kompresi yang dibutuhkan mesin.

Sejatinya, patokan level kompresi ini juga berlaku pada motor dengan karburator.

Wahyudin, Kepala Mekanik AHASS DAM, mengatakan, tiap bahan bakar memiliki RON (Research Octane Number). RON adalah angka identifikasi untuk komparasi antara heptana dan isooktana.

Baca juga: Cara Nyalakan Mesin Motor Injeksi Usai Kehabisan Bensin

"Contoh, 10 persen heptana dan 90 persen isooktana. Maka, diidentifikasi dengan RON 90 (setara Pertalite)," ujar Wahyu, saat dihubungi Kompas.com, belum lama ini.

Pengendara motor mengantre di SPBU untuk mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis premium, di Bali, beberapa waktu lalu.AFP PHOTO / SONNY TUMBELAKA Pengendara motor mengantre di SPBU untuk mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis premium, di Bali, beberapa waktu lalu.

Korelasinya, menurut Wahyu, dengan kesesuaian antara penggunaan bahan bakar dengan spesifikasi mesin dan emisi gas buang yang dihasilkan.

"Semakin tinggi oktan, maka akan semakin sedikit emisi gas buang yang dihasilkan. Tapi, disesuaikan dengan desain mesin. Ketidaksesuaian penggunaan bahan bakar pada mesin bisa mengakibatkan tarikan menjadi tersendat, kurang tenaga, atau mengelitik," kata Wahyu.

Wahyu menambahkan, jika motor diisi dengan bahan bakar yang RON-nya terlalu rendah, maka performa mesin seperti tertahan alias kurang tenaga. Sedangkan jika RON terlalu tinggi, bisa membuat mesin mengelitik dan temperatur mesin juga meningkat.

"Mengelitik terjadi karena terjadi pembakaran lebih awal, tidak sesuai dengan pengapian mesin," kata Wahyu.

Baca juga: Mitos atau Fakta, Motor Injeksi Kehabisan Bensin Bisa Bikin Rusak?

Bachtiar Kemal Harahap, pemilik bengkel spesialis matik LD Garage, mengatakan, pada umumnya motor sekarang kompresinya rendah. Sehingga, pakai Pertalite atau Pertamax sudah cukup.

"Tapi, banyak juga yang pakai bensin dengan RON tinggi. Sebetulnya, hal tersebut mubazir, karena mesin tidak mampu membakar semua," ujar Kemal.

Kemal menambahkan, biasanya, dampaknya pada mesin akan timbul kerak di bagian dalamnya. Sebab, pembakaran yang terjadi di dalam mesin tidak sempurna.

Asep Suherman, Kepala Bengkel Honda, AHASS Daya Motor Cibinong dan Sawangan, jika kadar oktan turun akibat penyimpanan terlalu lama atau istilahnya "bensin basi", biasanya bisa mengakibatkan tarikan motor tersendat saat dikendarai. Hal tersebut terjadi karena pembakaran di dalam mesin juga tidak sempurna.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com