JAKARTA, KOMPAS.com- Menjaga tekanan udara pada ban memang cukup penting saat berkendara. Apabila selalu terjaga dan sesuai dengan rekomendasi pabrikan, maka lebih aman dan dapat menghindari pecah ban.
Maka dari itu, saat tekanan udara pada ban berkurang atau kempis bisa langsung dilakukan pengisian. Belakangan tersedia dua pilihan, yaitu jenis udara biasa dan nitrogen.
Jenis udara biasa, harganya juga relatif lebih murah, yakni antara Rp 2.000 sampai Rp 5.000 per bannya.
Bahkan di beberapa SPBU menyediakan kompresor untuk pengisian udara secara gratis. Sehingga, pemilik kendaraan bisa melakukan pengisian tanpa mengeluarkan biaya.
Meski begitu, tidak sedikit pemilik kendaraan yang memilih menggunakan udara jenis nitrogen. Meskipun harganya jauh lebih mahal, yakni mencapai Rp 6.000 sampai Rp 10.000 untuk setiap ban.
Tetapi banyak yang percaya jika menggunakan udara nitrogen, tekanan ban akan lebih awet.
Baca juga: Biaya Restorasi VW Kodok dan Porsche 356 Tembus Setengah Miliar Rupiah
Menanggapi hal itu, On Vehicle Tes PT Gajah Tunggal Tbk, Zulpata Zainal mengatakan, bahwa anggapan udara nitrogen bisa membuat ban lebih awet dibenarkan.
Kemungkinan itu bisa saja terjadi karena tekanan udara nitrogen lebih stabil dibandingkan dengan tekanan udara biasa.
“Bisa begitu (lebih awet), karena akan membuat tekanan angin lebih stabil dibandingkan pakai udara biasa,” ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Senin (27/1/2020).
Zulpata menambahkan, selain lebih stabil ban yang diisi menggunakan nitrogen juga tidak mudah berkurang. Hal ini disebabkan karena molekul pada nitrogen lebih besar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.