Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Thailand Salip Indonesia Lagi Sedot Investasi Mobil Listrik Toyota

Kompas.com - 22/01/2020, 07:12 WIB
Ruly Kurniawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Toyota Motor Corporation (TMC) telah memperoleh persetujuan resmi untuk memproduksi mobil listrik dan plug-in hybrid di Thailand.

Melalui Dewan Investasi Pemerintah Thailand atas Board of Investment (Bol), per tanggal 7 Januari 2020. Toyota harus memulai aktivitas produksl dalam waktu tiga tahun ke depan, untuk mendapat benefit berupa insentif khusus yang disiapkan.

Melansir Bangkokpost, insentif yang dimaksud salah satunya ialah pembebasan Pajak Penghasilan Perusahaan (PPh). Meski sebenarnya tidak ada hukuman jika Toyota tidak memulai produksi dalam tiga tahun kemudian.

"Kami akan memeriksa langkah-langkah yang sesuai dengan ketentuan hak istimewa," kata juru bicara Toyota Daihatsu Engineering & Manufacturing Thailand, tanpa disebutkan namanya.

Baca juga: Toyota Catat Penjualan 331.797 Unit di 2019, Avanza Masih Perkasa

Perjalanan test drive jajaran mobil hybrid dan PHEV Toyota, dari Banyuwangi-Bali, 9-11 Oktober 2019.CUTENK Perjalanan test drive jajaran mobil hybrid dan PHEV Toyota, dari Banyuwangi-Bali, 9-11 Oktober 2019.

Adapun rincian jadwal dan model yang bakal diproduksi, pihak perusahaan belum membuka keran informasi. Namun rencananya, Toyota akan memanfaatkan pabrik di Chachoengsao.

Menanggapi hal ini, Director Administration, Corporate, & External Affair PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam memuji langkah TMC dan pemerintah Thailand atas keseriusannya dalam menggarap kendaraan elektrifikasi di kawasan Asia Tenggara.

"Langkah itu patut diapresiasi, dan memang TMC dalam beberapa tahun ke depan bakal fokus pada kendaraan listrik. Adapun dampak ke Indonesia, saya rasa tidak ada karena tiap negara memiliki strateginya masing-masing," katanya kepada Kompas.com, Jakarta, Selasa (21/1/2020).

Baca juga: Ekspor Toyota Meningkat, Rush dan Fortuner Terlaris di Mancanegara

Teknologi mesin hybrid ToyotaOtomania/Setyo Adi Teknologi mesin hybrid Toyota

Toyota Indonesia, lanjut Bob, masih akan tetap melanjutkan strategi elektrifikasinya. Mengingat, pada akhir 2019 kemarin Toyota Group berkomitmen dengan melakukan investasi tambahan sebesar Rp 28,3 triliun.

Investasi itu akan digunakan untuk pengembangan Toyota, Daihatsu, dan Hino. Realisasi akan dilaksanakan dalam periode lima tahun, yaitu 2019-2023.

"Prinsipal sudah komitmen dengan investasi besar kemarin, itu termasuk untuk pengembangan elektrifikasi. Jadi kita akan tetap melakukan pengembangan (elektrifikasi) sesuai dengan kebutuhan Indonesia dan menjalankan strategi yang sudah dibuat," ujar Bob.

"Sementara Thailand, biarkan menjalankan roadmap dan strateginya sendiri," ujar Bob.

Toyota C-HR HybridTAM Toyota C-HR Hybrid

Tanggapan Gaikindo

Seperti diketahui, sampai saat ini pihak Kementerian Perindustrian belum juga mengeluarkan regulasi terkait proyek Low Carbon Emmision Program (LCEP) yang terkandung produksi mobil-mobil elektrifikasi yang rendah atau bebas karbon.

Sejatinya, program ini merupakan lanjutan dari KBH2 alias LCGC, melalui Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2019, tentang Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah Berupa Kendaraan Bermotor yang Dikenai PPnBM.

Pada kesempatan terpisah, Sekertaris Jenderal Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara cukup menyayangkan Indonesia disalip Thailand lagi dalam menyambut era elektrifikasi.

"Masing-masing prinsipal memang mempunyai strategi dan pandangan bisnisnya sendiri, termasuk untuk kendaraan listrik. Tidak sederhana, tapi saya di balik itu pasti karena dukungan pemerintah sana juga," kata dia.

Kukuh mencontohkan, jika suatu produk tidak ada pasarnya atau pendorong (dalam hal ini insentif) supaya industri terkait untuk mulai memasarkan produk tersebut, maka skala ekonomi tidak akan tercapai.

Baca juga: Reorientasi Industri Otomotif Indonesia demi Rebut Ekspor ke Australia

"Ketika skala ekonomi tidak sampai, kedua pihak baik industri maupun pemerintahnya pasti merugi. Kita sebenarnya sudah mulai menyiapkan insentif itu, tapi tidak tahu juga keputusannya kurang cepat," ujarnya.

"Sulit memang untuk memulai ekosistem mobil listrik, tidak seperti sepeda motor listrik. Sebab, butuh infrastruktur, kepastian insentif dan sumber daya, serta lainnya. Namun kita tetap mengejar target pemerintah untuk kendaraan listrik pada 2025," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com