Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trik Memilih Helm Seken Merek Terkenal, Jangan Bekas Tabrakan

Kompas.com - 20/01/2020, 13:54 WIB
Gilang Satria,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Helm terkenal seperti Arai, Shoei, AGV dan lainnya memiliki harga yang tidak murah. Karena itu ada sebagian orang yang karena keterbatasan dana memilih helm seken tapi dari merek terkenal.

Priadanis Nugroho Putra, Manager RC Motogarage, toko penyedia perlengkapan berkendara roda dua, mengatakan, jika memutuskan membeli helm bekas maka sebaiknya jeli melihat kondisi dan tahun pembuatan helm.

Baca juga: Helm Replika Masih Jadi Andalan Sebagian Pencinta Helm

"Jangan beli yang bekas crash (tabrakan). Ada yang helm bekas crash kemudian diperbaiki, itu sebetulnya bahaya, karena kalau dari pabrik, helm yang sudah pernah crash itu sudah tidak layak pakai. Karena daya tahannya berkurang," kata Danis kepada Kompas.com, Senin (20/1/2020).

Namun kata Danis, dipasaran banyak helm yang sudah pernah jatuh kemudian diperbaiki (repair) mulai dari cat ulang dan sebagainya sehingga tampak seperti baru. Konsumen pun harus ekstra waspada.

Helm Bell KOMPAS.com/Gilang Helm Bell

"Mungkin yang mengerti helm, sudah tahu helm bekas yang di-repair seperti apa tapi yang belum bisa terkecoh. Paling sederhana itu diraba saja batoknya, biasanya akan ketahuan jika repair ada cat yang tidak rata, ada benjolan atau gimana, tapi kalau dari jauh sulit karena pasti mulus banget," katanya.

Baca juga: Helm Terkenal Kelewat Mahal, Ada Juga yang Replika

Selain itu kata Danis, lihat tahun pembuatan helm. Pada helm bagus, pabrikan biasanya menyertakan data kapan helm diproduksi.

Tujuannya agar konsumen bisa tahu tanggal kadaluarsa. Mayoritas helm kedaluwarsa ialah lima tahun sejak hari pembuatan.

"Kalian harus tahu tanggal pembuatannya. Karena untuk helm premium mayoritas ada tanggal pembuatan. Biasanya maksimal umur helm itu lima tahun dari tanggal pembuatan. Kalau lewat dari itu sudah tidak efektif melindungi kepala jika terjadi kecelakaan," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com