Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Kesalahan Pemasangan Baby Car Seat

Kompas.com - 18/12/2019, 16:24 WIB
Gilang Satria,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu faktor keselamatan yang cukup krusial bagi keluarga ialah pemakaian kursi bayi. Sayangnya tak sedikit yang masih salah dalam aplikasi pemakaian kursi bayi yang baik dan benar.

Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu, menjelaskan, kursi untuk bayi memiliki beberapa jenis yang biasanya ditentukan dari usia bayi, sehingga cara pemakaiannya juga berbeda.

Baca juga: Tips Mengemudi Aman di Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek

"Sangat penting bagi bayi atau anak kecil untuk memakai baby car seat atau booster. Sebab anak kecil yang paling rentan cedera jika terjadi kecelakaan, karena itu orang tua harus mengerti caranya," kata Jusri kepada Kompas.com, Selasa (17/12/2019).

Pada dasarnya kursi bayi terdiri dari empat jenis, pertama ialah infant car seat untuk bayi di bawah dua tahun, convertible car seat untuk anak dua tahun tapi posisinya menghadap ke depan, booster car seat untuk anak dengan bobot sekitar 30-40 kg.

Terakhir ialah all in one car seat, yang mana jenis kursi bayi ini menggabungkan seluruh fungsi dari ketiga jenis car seat sebelumnya. Jenis ini multifungsi, dan bisa dipakai dari bayi hingga anak bisa bisa duduk sendiri.

Kesalahan pemakaian kursi duduk bayi:

1. Kursi terlalu longgar

Kursi yang longgar tidak memberikan dampak yang seharusnya. Biasanya hal ini terjadi karena orang tua kurang kuat mengencangkan pengikat kursi tambahan tersebut ke jok yang ada.

Jika kursi longgar, ketika terjadi tabrakan, anak yang sedang berada di kursi bisa menabrak bagian belakang kursi depan dan melukai wajah atau kepalanya dengan serius.

2. Sabuk pengaman longgar

Prinsipnya sabuk pengaman pada kursi bayi sama seperti sabuk pengaman pada orang dewasa. Sabuk pengaman akan mengunci posisi tubuh agar tidak bergerak jika terjadi tumbukan.

Sabuk yang longgar membuat anak mudah keluar dari tempat duduknya dalam kecelakaan. Anak dapat terluka parah jika dia menabrak bagian interior mobil atau penumpang lain. Bahkan skenario terburuk terlempar dari dalam mobil.

3. Bayi terlalu cepat menghadap ke depan

Infant car seat diciptakan untuk bayi di bawah usia dua tahun. Karakteristik kursi ini ialah menghadap ke belakang. Tujuannya meminimalisir jika terjadi kecelakaan, seperti berhamburannya kaca depan.

Namun karena menghadap ke belakang, orang tua jadi sering mengecek kondisi anaknya. Hal ini kadang membuat orang tua kurang nyaman dan merasa cemas, dan akhirnya memakai kursi yang menghadap ke depan.

Baca juga: Tips Merawat Busi pada Motor

Padahal dengan kursi menghadap ke belakang banyak keuntungan. Mengutip situs ehomebaby.com, tujuan kursi menghadap ke belakang karena tulang punggung bayi di bwah 2 tahun relatif lebih kuat dari bagian lain.

"Ketika anak menghadap ke belakang, punggungnya - bagian terkuat dari tubuhnya - dapat lebih baik menyerap kekuatan besar dari tabrakan. Menghadap ke depan, kepala bayi yang relatif berat dapat terlempar ke depan," kata situs tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com