Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMW Pertimbangkan Bangun Fasilitas Perakitan di Indonesia

Kompas.com - 29/11/2019, 15:12 WIB
Dio Dananjaya,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Produk BMW saat ini diketahui sudah cukup banyak yang berstatus CKD (Completely Knocked Down). Model-modelnya mulai dari Seri 3, Seri 5, Seri 7, serta model SUV X1, X3, X5.

Director of Communications BMW Group Indonesia Jodie O’tania, mengatakan sebanyak 80 persen mobil BMW yang dijual di dalam negeri merupakan produksi lokal.

“Cuma sedikit yang CBU (Completely Built Up), kami masih ada yang diimpor langsung dari Jerman tapi biasanya mobil-mobil yang eksotis seperti X4, X6, BMW M-Series juga masih CBU,” ucapnya kepada Kompas.com, Rabu(27/11/2019).

Baca juga: BMW Rutin Jalin Kerja Sama dengan Garuda Indonesia

Perakitan BMW Seri 5 terbaru di fasilitas BMW Production Network, PT Gaya Motor, Sunter, Jakarta Utara.Ghulam/KompasOtomotif Perakitan BMW Seri 5 terbaru di fasilitas BMW Production Network, PT Gaya Motor, Sunter, Jakarta Utara.

BMW sebenarnya tidak punya pabrik perakitan di Indonesia. Proses perakitan dikerjakan oleh anak perusahaan mitra lokal, Astra International, PT Tjahya Sakti Motor dan PT Gaya Motor Indonesia.

Saat ditanya apakah BMW Indonesia bakal membangun fasilitas perakitan sendiri, Jodie mengatakan untuk sekarang rencana tersebut belum ada. Namun tak menutup kemungkinan dilakukan pada masa mendatang.

“Kami masih merasa dengan adanya kerja sama dengan Astra, masih bisa memenuhi kebutuhan pelanggan di Indonesia,” katanya.

Baca juga: Komunitas BMW M-Series Kawal Peluncuran Pesawat Garuda Indonesia

Test Drive BMW Seri 3dok.BMW Indonesia Test Drive BMW Seri 3

“Tapi nanti kami lihat apabila pasar semakin besar, karena kami kan selalu melakukan riset, untuk saat ini masih sesuai. Sudah bisa memenuhi kebutuhan pelanggan,” ujar Jodie.

Jodie juga menambahkan, produk BMW terlaris kebanyakan adalah model yang telah diproduksi secara lokal. Salah satu sebabnya, model BMW CBU dikenakan pajak dan aturan lain yang membuat harganya jadi terlampau tinggi.

“Soal harga, kami enggak bisa bilang memangkas harga berapa persen, karena setiap model itu berbeda. Tapi yang rakitan lokal bisa lebih murah Rp 100 jutaan sampai Rp 200 jutaan per model,” ucapnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com