BrandzView
Konten ini merupakan kerjasama Kompas.com dengan British Petroleum

Hindari 3 Kebiasaan Buruk Ini untuk Kurangi Emisi Gas Kendaraan Bermotor

Kompas.com - 28/11/2019, 17:51 WIB
Alek Kurniawan,
Kurniasih Budi

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Beberapa bulan terakhir ini, Jakarta kerap disorot publik karena kualitas udaranya terbilang sangat buruk.

Melansir Kompas.com, Senin (29/7/2019), kualitas udara Jakarta mencapai angka 183 dan masuk kategori tidak sehat dengan parameter PM2.5 konsentrasi 117,3 ug/m3 berdasarkan US Air Quality Index (AQI) atau indeks kualitas udara.

Angka tersebut membuat Jakarta menjadi kota dengan kualitas udara terburuk di dunia. Setelah Jakarta, ada Dubai di Uni Emirat Arab (130), Krasnoyarsk di Rusia (103), Tehran di Iran (102), dan Kuwait (99) yang masuk lima besar kota dengan tingkat polusi udara tertinggi dunia.

Emisi kendaraan bermotor disinyalir menjadi penyumbang terbesar dalam pencemaran udara di Jakarta sebesar 47 persen.

Penyumbang berikutnya adalah industri dan pembangkit listrik (22 persen), debu jalanan (11 persen), kegiatan domestik (11 persen), pembakaran sampah (5 persen), dan pekerjaan konstruksi (4 persen).

Sebenarnya, masyarakat sebagai pengguna kendaraan bermotor bisa secara langsung berkontribusi dalam mengurangi pencemaran udara. Untuk lebih lengkapnya, simak ulasan Kompas.com berikut.

1. Rutin mengecek sistem pembakaran

Rajin melakukan servis kendaraan terutama pada bagian sistem pembakaran adalah salah satu cara untuk tidak memperburuk kualitas emisi gas buang.

Salah satu kerugian yang juga akan dialami kendaraan ketika tidak rutin servis adalah sistem pembakaran menjadi boros.

Busi adalah salah satu komponen yang harus diperhatikan. Pasalnya, bila kondisi busi sudah lemah atau mati bisa berdampak pada turunnya performa mesin. Kondisi tersebut disebabkan oleh tidak stabilnya pembakaran akibat percikan api yang kurang seimbang.

Kemudian, ada baiknya juga untuk selalu menjaga isi tangki bensin agar tidak selalu kosong.

Asal tahu saja, sering terlambat mengisi bahan bakar ke dalam tangki akan mengakibatkan angin masuk ke dalam pompa injeksi. Alhasil, kualitas pembakaran kendaraan akan menjadi lebih buruk.

Ilustrasi pengisian bahan bakarSHUTTERSTOCK Ilustrasi pengisian bahan bakar

2. Jangan gonta-ganti BBM

Kerap kali banyak pemilik kendaraan yang tanpa sadar memakai beberapa jenis bahan bakar minyak (BBM) tanpa mengetahui risikonya.

Perlu diketahui, jika Anda sering berpindah pemakaian antara BBM yang satu dengan yang lain akan mengakibatkan perbedaan tekanan pada mesin.

Bahkan, kebiasaan buruk ini akan menimbulkan knocking yang tinggi. Alhasil, kinerja mesin jadi kurang maksimal dan bisa membuat sistem pembakaran jadi boros.

3). Gunakan BBM sesuai spesifikasi mesin

Setiap mesin kendaraan bermotor, baik mobil atau motor memiliki spesifikasinya masing-masing. Tiap-tiap jenis mesin tersebut juga memiliki rekomendasi tertentu untuk bahan bakar minyak (BBM) yang digunakan.

Perlu diketahui, BBM di Indonesia umumnya terbagi atas beberapa jenis, yakni dilihat dari nilai Research Octane Number (RON) mulai dari 88, 90, 92, dan 95.

Melansir Kompas.com, Senin (1/7/2019), penggunaan oktan yang tidak sesuai dengan rekomendasi pabrikan dapat membuat adanya penimbunan kerak karbon di ruang bakar.

Hal tersebut terjadi karena bahan bakar tidak terbakar dengan sempurna dan akan mengakibatkan knocking atau mengelitik pada mesin. Alhasil, proses pembakaran pun jadi tidak maksimal dan memperburuk emisi gas buang yang dihasilkan.

Selain menggunakan oktan yang sesuai mesin, Anda juga harus memperhatikan molekul pintar yang terkandung di dalamnya, seperti bahan bakar yang diproduksi oleh British Petroleum dan PT Aneka Petroindo Raya (BP-AKR), misalnya.

Asal tahu saja, bahan bakar yang dihasilkan oleh BP-AKR Fuels Retail ini mengandung formula inovatif berupa teknologi ACTIVE. Molekul ini akan mengalir melalui sistem bahan bakar kendaraan dan membentuk lapisan pelindung.

Perlu diketahui bahwa saat ini BP-AKR sudah mengoperasikan 13 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang tersebar di Jakarta dan Surabaya. BP-AKR Perlu diketahui bahwa saat ini BP-AKR sudah mengoperasikan 13 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang tersebar di Jakarta dan Surabaya.

Hal itu membantu menghentikan pengikatan pada permukaan logam sehingga melindungi dari kotoran dan membantu menjaga mesin kendaraan tetap bersih, bahan bakar yang dihasilkan oleh BP-AKR juga rendah karbon.

Berbicara mengenai emisi rendah karbon, saat ini BP juga memiliki proyek bernama BP Target Neutral (BPTN). BP memegang peranan penting dalam rangka mengurangi polusi udara akibat pembakaran hasil rumah tangga.

Saat ini, BP sudah mengimplement Stasiun Bahan Bakar Karbon Netral di Indonesia yang sejalan dengan strategi transisi energi BP demi mengurangi dampak emisi bagi lingkungan.

Selain itu, perlu diketahui bahwa saat ini BP-AKR sudah mengoperasikan 13 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang tersebar di Jakarta dan Surabaya.

Dengan adanya SPBU tersebut, maka BP-AKR telah membuka lapangan pekerjaan sebanyak 70 persen untuk warga setempat, bahkan meningkatkan perekonomian bersama pebisnis lokal dengan mendirikan toko serba ada guna memenuhi kebutuhan konsumen.

Sementara itu, pada 28 November 2019  BP-AKR Fuels Retail merayakan anniversary pertamanya sejak mereka beroperasi di Indonesia.

Adapun berbagai promo yang ditawarkan pada periode 25 November 2019 sampai 11 Januari 2020. Promo yang bertajuk “Setahun Makin Cerah” ini ditujukan bukan hanya untuk kendaraan roda empat, tapi ada juga promo untuk roda dua yang mengisi bahan bakar di SPBU BP-AKR.

Caranya, konsumen akan diberikan satu kartu untuk mengumpulkan 10 cap yang dapat ditukarkan dengan satu kesempatan mengambil undian hadiah gratis.

Nah, guna mendapatkan satu cap, konsumen pengguna roda dua harus mengisi minimum dua liter dan pengguna roda empat mengisi dua puluh liter bahan bakar jenis apapun pada setiap kunjungan ke SPBU BP-AKR. Adapun, kartu yang telah dilengkapi 10 cap dapat ditukar dengan satu kesempatan undian hadiah gratis.

Untuk informasi lengkap mengenai program anniversary dan kontribusi BP lainnya, silakan berkunjung ke laman resmi di sini.


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com