Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bus Pakai Solar B30, Ini Masalah yang Bakal Timbul

Kompas.com - 15/11/2019, 10:01 WIB
Dio Dananjaya,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

 

SEMARANG, KOMPAS.com – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah mengumumkan bahwa campuran biodiesel 30 persen dengan bahan bakar nabati atau B30 akan diimplementasikan pada 2020.

Sebelumnya penerapan aturan ini telah dilakukan bertahap mulai dari B5, B10, dan B20. Beberapa APM truk dan bus telah menyatakan kesanggupannya perihal kebijakan ini.

Meski begitu aturan ini masih mendapat keraguan, terutama di kalangan pengusaha bus. Menurutnya, pihak APM masih kurang terbuka dengan dampak yang dihasilkan dari penerapan Solar B30.

Baca juga: Hino Indonesia Uji Coba Bus dan Truk Hybrid di Indonesia Mulai 2020

 

Contoh BiodieselKOMPAS.com/SRI LESTARI Contoh Biodiesel

“Kalau dari pengusaha bus, tentu penerapan B30 masih tanda tanya. Sekarang aja yang B20 masih suka bermasalah,” ujar Ketua Umum Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) Kurnia Lesani Adnan kepada Kompas.com (14/11/2019).

Masalah pertama muncul dari filter solar, yang menurun masa pakainya. Klaim pabrikan mencatat filter solar diganti tiap 30.000 Km, namun demi menjaga kualitas, rata-rata pengusana bus mengganti filter solar tiap 5.000 Km sampai 20.000 Km.

Filter solar ada dua, harganya masing-masing sekitar Rp 300 ribuan. Kami mengakali pakai punya aftermarket dari Amerika Serikat itu bisa lebih awet,” ucapnya.

Baca juga: Harga Bus Listrik MAB Buatan Demak Tembus Rp 4,5 Miliar

 

Ilustrasi filter solarebayimg.com Ilustrasi filter solar

Selain filter solar, masalah berikutnya bisa muncul dari injektor. Pengalaman Sani mengganti injektor armadanya ternyata cukup menguras kantong, sebab harga per unit mencapai belasan juta rupiah.

“Kalau ganti injektor solar paling berasa, harganya mencapai Rp 16 juta, kami kan ada armada puluhan hingga ratusan unit. Makanya kami perlu jaminan garansi kalau injektor aman sampai berapa tahun,” katanya.

Ia juga menambahkan, keluhan pengusaha bus di saat musim penghujan atau bagi armada yang beroperasi di dataran tinggi adalah solar yang mengental seperti gel. Menurutnya hal ini sudah pasti menghambat kegiatan operasional.

“Makanya kemarin pas musim panas lama banget malah senang saya, mobil enggak pernah bermasalah, servis segala macam enggak banyak biaya, karena solarnya aman tidak menggumpal,” ujar Sani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com