Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daihatsu Klaim Mendominasi Penjualan di Sulawesi Tenggara

Kompas.com - 14/11/2019, 10:02 WIB
Stanly Ravel,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

KOLAKA, KOMPAS.com - Jajaran produk keluaran Daihatsu rupanya mendapat angin segar di Kolaka, Sulawesi Tenggara. Tren penjualannya diklaim meningkat, bahkan menjadi nomor satu di kabupaten penghasil tambang fero nikel terbesar di Indonesia.

Hal ini diungkapkan oleh Direktur Operasional PT Makassar Raya Motor (MRM) Area Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara Natsir Kalla. Menurut Natsir, secara market share Daihatsu menempati posisi pertama.

"Dari market share MRM rangking pertama di Kolaka, kita 28 persen, Toyota 22 persen. Begitu juga untuk Sulawesi Tenggara market share kita 26 persen, Toyota 24 persen. Tapi kalau untuk Sulawesi Tengah, Toyota nomor satu," ujar Natsir kepada media dalam acara Terios 7 Wonders di Kolaka, Rabu (13/11/2019).

Baca juga: Daihatsu Santai Hadapi Varian Baru Xpander, Dianggap Bukan Kompetitor

Sementara dari segi peyerapan produk, meski wilayah Kolaka memiliki kontur wilayah perbukitan dan laut, namun dominasi penjualannya justru bukan dari segmen SUV, tapi dikuasai Xenia.

Daihatsu Xenia di GIIAS 2019 Daihatsu Xenia di GIIAS 2019

Dari penjualan per bulan yang rata-rata mencapai 30 unit, Xenia berkontribusi sebesar 20 unit. Sedangkan untuk sisanya, pada urutan kedua baru ditempati oleh Terios dan diikuti Sigra.

"Xenia masih paling laku, konsumennya dari segmen keluarga dan individu. Untuk Terios rata-rata lima unit, tapi paling laris itu model tertinggi dan matik. Dari segmen fleet, meski Kolaka ada perusahaan tambang, tapi mereka rata-rata lebih cenderung rental," ucap Natsir.

Baca juga: Kupas Beragam Fitur Keselamatan Canggih Daihatsu Rocky

Daihatsu Terios 7 Wonders Magical Kolaka Adventure Daihatsu Terios 7 Wonders Magical Kolaka Adventure

Lebih lanjut, adik dari mantan wakil presiden Jusuf Kalla itu, menjelaskan bakal menaikkan target penjualan di Kolaka menjadi 40 unit per bulannya. Jumlah tersebut dianggap relefan karena secara pendapatan per kapita masyarakatnya juga mulai meningkat.

"Ekonomi di sini mulai naik, perdagangan bagus karena ada pertaian, nikel, perikanan dan hasil bumi lainnya," kata Natsir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com