Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Kena Virus Modifikasi SEMA Show 2019

Kompas.com - 07/11/2019, 15:01 WIB
Dio Dananjaya,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

LAS VEGAS, KOMPAS.com – Pameran modifikasi selalu memiliki cerita menarik soal tren yang tengah berkembang ataupun prediksi garapan yang akan banyak muncul di waktu mendatang.

Apalagi pameran SEMA Show 2019 menjadi barometer para modifikator yang sudah berlangsung lebih dari 50 tahun.

SEMA Show 2019 disebut banyak memunculkan komponen-komponen modifikasi bagi mobil yang baru saja meluncur, seperti misalnya spare part bagi Toyota Supra. Ada banyak rumah modifikasi yang menggarap sedan sport yang dibangun dari basis BMW Z4 itu.

Namun selain itu, ajang SEMA Show tetap menjadi tempat bagi para modifikator memamerkan hasil karyanya kepada pengunjung yang datang dari seluruh dunia.

Baca juga: NMAA Bertandang ke SEMA Show 2019

Istimewa

Erwin Abban, perwakilan dari NMAA (National Modificator & Aftermarket Association), mengatakan meski banyak Toyota Supra atau mobil-mobil khas Amerika yang mendominasi pameran, ajang ini disebut tak kehilangan daya tariknya.

Salah satunya, karena ada banyak ide baru yang bisa diterapkan untuk dunia modifikasi Indonesia. Menurutnya, SEMA Show tetap menjadi salah satu trend setter modifikasi dunia.

“Arah modifikasi dunia saat ini kembali lagi ke era street racing, banyak modifikasi swap engine. Misalnya mobil-mobil Jepang pakai mesin Amerika yang besar-besar, mesin V8, mesin LS punya Chevrolet itu banyak dicari,” ucap Erwin saat dihubungi Kompas.com (6/11/2019).

Baca juga: Honda CR-V Off-Road Nongkrong di SEMA Show 2019

Istimewa

Erwin mengatakan, tren ini memang bermula dari AS. Lantaran komponen mobil lawas di sana masih diproduksi hingga hari ini. Hal ini membuat banyak mobil keluaran 1990-an atau 2000-an, dimodifikasi menggunakan dapur pacu mobil tua.

Seperti diketahui, mesin-mesin tersebut memang terkenal punya tenaga besar dan suara menggelegar.

Mobil-mobil modern yang punya bobot lebih ringan daripada mobil lawas, akan mendapat keuntungan power to weight ratio yang lebih baik saat mengusung mesin tersebut.

“Akselerasi dan kecepatan mobil akan meningkat, serta dibarengi suara merdu khas mesin konfigurasi V. Tapi memang harus dibayar dengan bahan bakar yang boros,” kata Erwin.

Baca juga: Ada Toyota GR Supra Buatan Orang Indonesia di SEMA Show 2019

STANLY RAVEL-KOMPAS.com

Ia juga mengatakan, tren seperti ini sebetulnya mulai digarap oleh beberapa modifikator Indonesia. Misalnya pada ajang IMX 2019 lalu, ada Toyota Land Cruiser FJ40 yang menggunakan mesin V8 milik Chevrolet Corvette berkapasitas 6.000 cc bertenaga 740 dk.

“Indonesia bisa dibilang tidak ketinggalan tren, yang lagi ramai di luar negeri, pasti juga banyak yang pakai di sini,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com