CIREBON, KOMPAS.com – Berkendara di siang hari punya karakteristik yang berbeda dengan keadaan di malam hari. Di siang hari kita bisa melihat kondisi jalan dan sekitarnya dengan jelas.
Sementara saat malam hari, lampu mobil hanya menerangi bagian depan saja. Sementara sekelilingnya hanya samar-samar terlihat.
Paling krusial adalah waktu saat peralihan antara terang dan gelap, semisal jam enam sore saat waktu Maghrib.
Baca juga: Honda BR-V Temani Perjalanan Menuju Batu Lawang Cirebon
Menurut Jusri Pulubuhu, Pendiri dan Instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), pada waktu tersebut peluang kecelakaan bisa meningkat.
“Dalam kondisi peralihan dari gelap ke terang, mata kita butuh istirahat sejenak untuk penyesuaian. Saya sarankan istirahat sejenak di waktu Maghrib,” katanya kepada Kompas.com (7/10/2019).
Ia menjelaskan, mengemudi di malam hari butuh kerja lebih keras. Mulai dari mata, otak, dan anggota badan harus dapat menyesuaikan kondisi alam yang mulai gelap.
Baca juga: Perjalanan Merapah 5 Warisan Budaya Batik Kompas.com Dimulai
“Mata yang paling berat bebannya, karena saat gelap dipaksa untuk enyerap lebih banyak sinar agar pandangan ke jalan tetap jelas. Belum lagi sorot lampu dari arah berlawanan,” ucapnya.
Kalau sudah begitu, istirahat memang jadi jawaban paling efektif. Pengemudi bisa memejamkan matasejenak, atau melihat suatu objek yang jauh dan dekat secara bergantian.
Memijat bagian otot mata atau sambil senam ringan juga bisa dilakukan, gunanya untuk melancarkan peredaran darah dan melemaskan persendian.
“Intinya jangan memaksakan diri kalau sudah lelah. Menggunakan kaca mata hitam saat berkendara siang hari juga membantu mata agar tak cepat lelah,” ujar Jusri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.