Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hindari Kecelakaan, Truk Wajib Periksa Ban dan Rem Sebelum Berangkat

Kompas.com - 09/09/2019, 16:42 WIB
Dio Dananjaya,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Insiden tabrakan yang melibatkan truk belakangan ini sering terjadi. Beberapa faktor teknis disinyalir jadi penyebab mudahnya truk terlibat dalam kecelakaan.

Isdanarto, Competence Development Head PT Wahana Inti Selaras (Volvo Trucks Indonesia), yang sering memberikan pelatihan kompetensi berkendara kepada para sopir truk, mengatakan kecelakaan bisa terjadi karena abai melakukan inspeksi harian.

“Di tempat kami hal itu menjadi faktor penilaian penting. Inspeksi harian misalnya mengecek lampu-lampu, kelengkapan surat-surat berkendara, rem dan ban, semua dicek secara kasat mata,” ujarnya saat ditemui Kompas.com belum lama ini.

Baca juga: Ini Dua Titik Blind Spot Truk, Pengendara Lain Wajib Tahu

Kecelakaan truk di Tol Jakarta-CikampekRidwan Aji Pitoko Kecelakaan truk di Tol Jakarta-Cikampek

Pengecekan bagian kaki-kaki menjadi salah satu hal terpenting, sebab menurutnya banyak sekali kasus kecelakaan truk karena rem blong atau ban pecah.

“Pengecekan rem dengan melihat kampas rem sudah tipis atau belum, kalau sudah tentu harus segera diganti. Sementara pengecekan ban paling mudah dengan selalu memantau tekanan angin sesuai anjuran,” terang Isdanarto.

Menurutnya, kejadian pecah ban biasanya terjadi karena faktor ban kurang angin. Selain itu, penting juga melihat kembangan ban. Apabila sudah tipis, tentu wajib dilakukan penggantian.

Baca juga: Tiga Hal Teknis Penyebab Maraknya Kecelakaan Truk

Truk fuso penuh muatan kaca yang terjungkal di sisi jalan lintas timur  Palembang-Ogan Ilir akibat menghindari tabrakan. Ratusan keping kaca pecah akibat kejadian ituKOMPAS.com/AMRIZA NURSATRIA Truk fuso penuh muatan kaca yang terjungkal di sisi jalan lintas timur Palembang-Ogan Ilir akibat menghindari tabrakan. Ratusan keping kaca pecah akibat kejadian itu

“Ban truk umumnya diganti setiap tiga bulan sekali, hal ini dipengaruhi muatan, permukaan jalan yang dilalui juga pengaruh sekali. Kalau di on road usia ban bisa sampai 80.000 Km, itu kalau jalan setiap hari selama tiga bulan,” ungkapnya.

Sementara itu soal ban vulkanisir, Isdanarto mengatakan bahwa hal tersebut merupakan solusi yang lebih efisien dibanding mengganti dengan ban yang baru. Namun ia tidak begitu merekomendasikan penggunannya, sebab tidak ada standarisasi ban vulkanisir.

“Ban vulkanisir saya sebetulnya belum pernah mengetes, tapi kalau ditanya aman atau tidak, menurut saya tergantung pengerjaan vulkanisirnya seperti apa,” tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com