Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kecelakaan Tol Cipularang, Ingat Pentingnya Jaga Jarak Aman

Kompas.com - 03/09/2019, 08:42 WIB
Gilang Satria,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kecelakaan beruntun yang terjadi di kilometer 91, Tol Purbaleunyi, Jawa Barat, pada Senin (2/9/2019), menjadi pelajaran mengenai pentingnya menjaga jarak aman kendaraan terutama di jalan tol.

Marcell Kurniawan, Training Director The Real Driving Center (RDC), mengatakan, dalam kacamata keselamatan berkendara, pengemudi harus menjaga jarak aman dengan kendaraan di depannya minimal 3 detik.

Baca juga: Segini Harga Toyota Sienta Bekas, di Bawah Rp 200 Juta

"Pada defensive driving kita jaga jarak tidak pakai meter (jarak), namun patokan menggunakan menggunakan waktu, dalam hal ini tiga detik jeda dengan kendaraan di depan," kata Marcell kepada Kompas.com, Selasa (2/9/2019).

Kecelakaan beruntun di Tol Cipularang, Jawa Barat, Senin (2/9/2019).KOMPAS TV Kecelakaan beruntun di Tol Cipularang, Jawa Barat, Senin (2/9/2019).

Marcell mengatakan, patokan waktu lebih sesuai digunakan ketimbang patokan jarak. Sebab saat kendaraan bergerak sulit untuk menentukan patokan jarak yang tepat dengan kendaraan di depan.

"Lebih baik kita menggunakan jeda detik, karena dengan menggunakan jeda detik kita dapat mengkonversikan satu detik kita bergerak ke dalam hitungan meter (jarak)," katanya.

Marcell mengatakan, saat mobil melaju dengan kecepatan 100 kpj, maka di kecepatan itu mobil bergerak 27,8 meter per detik. Sedangkan di kecepatan 50 kpj maka kendaraan bergerak 13,8 meter per detik.

Baca juga: Komunitas Motor Honda Bekasi Jajal ADV 150

"Jadi misalnya kita bergerak di kecepatan 100 kpj dan menjaga jarak aman dengan jeda tiga detik dengan mobil depan, artinya kita punya jarak aman sejauh 27,8 X 3 = 83,4 meter," kata Marcell.

Bidik layar siaran langsung KOMPAS TV mengenai kecelakaan beruntun di Tol Cipularang, Senin (2/9/2019).KOMPAS TV Bidik layar siaran langsung KOMPAS TV mengenai kecelakaan beruntun di Tol Cipularang, Senin (2/9/2019).

Jusri Pulubuhu, Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) mengatakan, jeda waktu diperlukan untuk antisipasi jika ada suatu hal yang terjadi di depan. Batasan tiga detik diperlukan untuk menghidar.

"Waktu itu diperlukan untuk antisipasi pengemudinya, kemudian mobilnya atau mekanikalnya. Semua tidak bisa mendadak. Otak kita butuh waktu untuk memutuskan, dan mekanikal juga berkerja," katanya.

Kecelakaan beruntun di Tol Cipularang, Jawa Barat, Senin (2/9/2019).KOMPAS TV Kecelakaan beruntun di Tol Cipularang, Jawa Barat, Senin (2/9/2019).

Cara Menghitung 

Justri memberikan tips, cara mendapat jarak yang tepat yakni, pertama, dengan menyesuaikan kecepatan dengan kendaraan di depan. Kedua, memilih patokan benda statis dan kemudian menghitungnya.

"Jadi misalnya di belakang mobil. Kita buat kecepatannya setara. Ikuti di belakangnya. Kalau kecepatan kita dan dia konstan berarti kecepatannya sama. Kemudian pilih benda statis. Bisa apa saja di jalan. Ketika mobil depan melewati benda itu baru hitung selama tiga detik. Itu jarak amannya," kata Jusri.

Sedangkan untuk mengitung tiga detik, Jusri memberi tips dengan mengucapkan ''one thousand one, one thousand two dan one thousand three." Tiap pengucapan kata tersebut sama seperti satu detik.

"Tapi jangan di translate ke bahasa. Sebab jadinya seribu satu, dan seterusnya. Pengucapannya jadi lebih cepat karena hanya dua ketukan (seribu dan satu), kalau one thousand one kan tiga ketukan," kata Jusri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com