Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Simak Seberapa Ribet "Riding" Lintas Negara

Kompas.com - 28/08/2018, 12:42 WIB
Alsadad Rudi,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Berkendara naik sepeda motor alias riding lintas negara cukup sering dilakukan "biker" di luar negeri. Belakangan aksi serupa kini juga dilakukan para biker Indonesia. Terakhir seperti yang dilakukan Gunadi (41) yang telah memulai aksi petualangannya dari Jakarta ke Himalaya.

Berbicara mengenai riding lintas negara, ada beberapa kesulitan yang mungkin dihadapi dalam perjalanan. Hal inilah yang sudah dipelajari oleh Gunadi sebelum memulai perjalanannya pada Minggu (26/8/2018).

Ditemui beberapa waktu lalu, Gunadi sempat menuturkan beberapa hambatan yang mungkin akan ditemuinya dalam perjalanan ke Himalaya. Yang pertama adalah ketiadaan kapal ferry untuk menyeberang dari Sumatera Utara ke Port Kelang, Malaysia.

Baca juga: Pakai Motor Merek Lokal, Gunadi Mau Kibarkan Merah-Putih di Himalaya

Menurut Gunadi, selama ini biker Indonesia yang hendak riding lintas negara di Asia Tenggara bagian utara via Malaysia, selalu menyeberang menggunakan kapal penumpang. Motor sebenarnya tetap bisa dibawa. Namun karena berstatus barang bawaan di kapal penumpang, maka ada ongkos relatif besar yang harus dikeluarkan.

"Jadi penyeberangan ke Malaysia selalu pakai kapal penumpang, satu motor satu orang. Biayanya Rp 5 juta," kata Gunadi.

Pelepasan Gunadi (41) beserta sepeda motor Viar Vortex 250 yang dikendarainya ke Pegunungan Himalaya dari Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta pada Minggu (26/8/2018).Kompas.com/Alsadad Rudi Pelepasan Gunadi (41) beserta sepeda motor Viar Vortex 250 yang dikendarainya ke Pegunungan Himalaya dari Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta pada Minggu (26/8/2018).

Setelah sampai di Malaysia, Gunadi menyebut tidak ada kendala berarti untuk masuk negara tersebut. Sebab Malaysia termasuk negara yang menerima SIM Internasional.

Masalah justru datang saat akan melintas masuk ke Thailand. Menurut Gunadi, Thailand merupakan negara yang tidak menerima SIM Internasional. Jadi untuk bisa masuk ke negara tersebut, biker harus mengurus pembuatan SIM negara yang bersangkutan.

Bila ditambah dengan pengurusan dokumen-dokumen lainnya, Gunadi menyebut biaya yang harus dikeluarkan selama melintas di Thailand bisa mencapai Rp 20 juta hingga Rp 25 juta.

Baca juga: Strategi Gunadi Agar Selamat Sampai Himalaya

"Itu biaya yang harus dikeluarkan saat mulai masuk sampai nantinya keluar di perbatasan selanjutnya," ujar Gunadi.

Pelepasan Gunadi (41) beserta sepeda motor Viar Vortex 250 yang dikendarainya ke Pegunungan Himalaya dari Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta pada Minggu (26/8/2018).Kompas.com/Alsadad Rudi Pelepasan Gunadi (41) beserta sepeda motor Viar Vortex 250 yang dikendarainya ke Pegunungan Himalaya dari Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta pada Minggu (26/8/2018).

Keterangan yang sama juga disampaikan Stephen Langitan. Stephen adalah biker Indonesia yang belum lama ini menyelesaikan "solo riding" dari Jakarta ke London selama hampir lima bulan.

Menurut Stephen, menyeberang ke Malaysia dengan menggunakan kapal penumpang merupakan cara paling efisien. Sebab layanan ini ada setiap harinya.

"Kalau mau pakai kapal barang, hanya ada dari Dumai atau Belawan. Tapi lama nunggunya. Harus nunggu muatan penuh baru kapalnya jalan," kata Stephen.

Baca juga: Kisah Perjalanan Stephen Langitan Naik Motor dari Jakarta ke London (1)

Stephen Langitan, seorang rider yang mengendarai motor dari Jakarta ke London. Perjalanannya telah dimulai sejak 25 Maret 2018 dan akan berakhir di London pada 17 Agustus 2018.Dok. Stephen Langitan Stephen Langitan, seorang rider yang mengendarai motor dari Jakarta ke London. Perjalanannya telah dimulai sejak 25 Maret 2018 dan akan berakhir di London pada 17 Agustus 2018.

Stephen juga membenarkan kesulitan yang dialaminya saat melintasi Thailand. Menurut Stephen, Thailand adalah negara yang punya peraturan sendiri dan cenderung ribet.

"Waktu saya lewat Thailand bisa lolos lewat pintu perbatasan yang lain. Urusannya gampang dengan carnet," ujar Stephen.

Setelah berhasil melewati Thailand, Stephen menyebut nyaris tak ada lagi kendala yang dialaminya sepanjang perjalanan dari Myanmar, hingga akhirnya tiba di London pada pertengahan Agustus lalu.

Baca juga: Bawa Misi Perdamaian, Stephen Langitan Tempuh Perjalanan Darat Jakarta-London

"Carnet dicap petugas custom mulai dari Indonesia, Malaysia, Thailand, Myanmar, India, Nepal, Pakistan dan Iran. Saat mulai masuk Turki sampai Eropa wajib punya asuransi," pungkas Stephen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com