Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Skenario Atasi Kepadatan Arus Mudik di Tol Cikampek

Kompas.com - 06/06/2018, 14:22 WIB
Setyo Adi Nugroho,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pihak pengelola Tol Jakarta-Cikampek menyiapkan beberapa antisipasi khusus dalam menyambut arus mudik Lebaran 2018. Hal ini dilakukan setelah volume kendaraan mudik tahun ini diprediksi akan lebih padat dibanding tahun-tahun sebelumnya.

"Ada beberapa sebab. Tahun ini perdana pembayaran nontunai seluruhnya dilakukan. Lalu ada penyempitan akibat pembangunan di ruas tol serta animo masyarakat mencoba jalan tol karena sudah tersambung dari Jakarta ke arah Surabaya," ucap General Manager PT Jasa Marga (Persero) Cabang Jakarta-Cikampek Raddy R Lukman saat dihubungi, Selasa (5/6/2018).

Raddy mengungkapkan solusi pertama yang akan disiapkan oleh pihaknya adalah mengomptimalkan kembali kapasitas jalan tol. Akibat proyek pembangunan yang masih berlangsung, banyak ruas jalan yang menyempit.

Pihak pengelola jalan tol telah mengintruksikan proses pembangunan proyek sudah berhenti sejak H-10 hingga H+10.

Baca juga: Waspada Tiga Sebab Kemacetan Tol Cikampek Musim Mudik Nanti

"Kita kembalikan ruas jalan dengan menggeser penghalang sehingga jalurnya lebih lebar. Seperti di Km 29 Bandung dan Km 21. Kita geser MCB-nya agar kapasitas normal," ucap Raddy.

Solusi kedua adalah membuat rencana contra flow  (lawan arah) di dua wilayah, yakni barat dan timur. Raddy mengungkapkan, wilayah timur dimulai dari Cikarut sampai Km 65 atau sekitar 36 kilometer. Kemudian ada wilayah barat yakni Cikarut sampai Km 21 atau sampai Grand Wisata yang berjarak 8 kilometer.

Raddy mengungkapkan, tahun lalu disiapkan hanya satu wilayah contra flow. Tahun ini, karena masih banyaknya proyek pembangunan yang belum selesai, dibuatlah dua wilayah yang disiapkan untuk melakukan contra flow.

Solusi berikutnya adalah distribusi beban untuk memecah kepadatan dengan mengatur jam operasional truk. Tahun ini akibat penambahan waktu libur, puncak kepadatan diperkirakan sudah mulai sejak H-6.

"Padahal, truk baru disarankan berhenti beroperasi H-4. Ini kita sedang minta Dishub Jabar untuk memberikan imbauan agar truk tidak beroperasi dari H-7 hingga H+7. Sebab, jika arus kendaraan bertemu dengan truk yang manuvernya rendah, hal itu dapat menyebabkan kepadatan," ucap Raddy.

Baca juga: Mari Sama-sama Cegah Tabrakan Beruntun Saat Mudik

Solusi lain ada dalam hal pembayaran tol nontunai. Raddy mengungkapkan pihaknya telah menyiapkan petugas membawa mobile reader untuk memecah kedapatan.

Petugas ini nantinya difungsikan saat kepadatan mengular di gerbang tol. Petugas akan menghampiri pemudik untuk melakukan pembayaran langsung di mesin yang dibawa petugas.

"Selain itu, kami juga ada pengaturan tempat istirahat (rest area) karena kami akan membuat arus di tempat istirahat terus bergerak. Kami akan beri tambahan parking bay serta pengawasan kapasitas parkir sehingga ada pemberitahuan di depan tempat istirahat kalau di dalam sudah penuh sehingga tidak terjadi penumpukan," ucap Raddy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com