Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merasakan Pilihan Logis BMW Seri 5: 520i

Kompas.com - 04/04/2018, 11:02 WIB
Febri Ardani Saragih,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

Jakarta, KOMPAS.com BMW Indonesia menjual empat varian Seri 5 generasi ke-7 (G30), namun bila salah satunya terlihat di jalan bisa jadi orang lain sulit mengidentifikasi karena sebagian besar eksteriornya serupa. Dari situ dipandang salah satu untung jika membeli varian termurah, 520i.

Varian 520i merupakan pilihan logis buat para bos-bos perusahaan atau pengusaha kakap yang sanggup beli mobil harga miliaran rupiah namun baru pertama kali mencicipi Seri 5. Walau minus berbagai fitur ketimbang varian lain di atasnya, 520i tetap memiliki inti desain baru Seri 5, yaitu sebagai sedan saloon versi kecil Seri 7.

Banyak desain dan teknologi yang ada di Seri 5 mengadopsi Seri 7, termasuk keduanya menggunakan platform sama. Teorinya, Seri 5 merupakan limousine dalam wujud seringkas sedan saloon.

BMW 520i (G30).KOMPAS.com/FEBRI ARDANI BMW 520i (G30).

Dibanding model sebelumnya, Seri 5 telah kehilangan bobot 100 kg karena penggunaan banyak sekali material alumunium, revisi suspensi, dan tambahan fitur canggih. Modal itu memperbaiki performa keseluruhan, Seri 5 kini lebih bugar dan berotot seperti habis ikut pelatihan insentif sebelum Asian Games, menjadikannya sesuai kampanye pemasaran internasional Seri 5, “Business Athlete”.

Kembali soal logis. Harga 520i senilai Rp 1,126 miliar, itu lebih murah Rp 177 juta ketimbang varian di atasnya yang sama-sama menggunakan mesin bensin 2.0L, 530i Luxury - Rp 1.303 miliar. Selisih lumayan besar, namun kebanyakan perbedaan dua varian itu ada pada fitur tidak kasatmata.

Pelek V-Spoke style 684 pada BMW 520i (G30).KOMPAS.com/FEBRI ARDANI Pelek V-Spoke style 684 pada BMW 520i (G30).
Pelek W-Spoke style 632 pada BMW 530i (G30).KOMPAS.com/FEBRI ARDANI Pelek W-Spoke style 632 pada BMW 530i (G30).

Dipandang dari depan, wajah 520i dan 530i tak punya beda. Keduanya mengenakan desain mata baru Bi LED di lampu depan dan LED di lampu kabut serta active kidney grille yang bisa buka-tutup membantu aerodinamis.

Ada dua cara membedakan kedua varian itu, pertama lihat emblem di belakang dan kedua amati desain pelek. Nama pelek 520i V-Spoke style 684 sedangkan 530i W-Spoke 632. Cara kedua mungkin terlalu jelimet buat orang biasa tapi bisa jadi bahan obrolan antar sesama penggemar BMW.

Merasakan menjadi pengemudi BMW 520i (G30) dalam perjalanan Jakarta - Surabaya. KOMPAS.com/FEBRI ARDANI Merasakan menjadi pengemudi BMW 520i (G30) dalam perjalanan Jakarta - Surabaya.

Interior BMW 520i (G30).KOMPAS.com/FEBRI ARDANI Interior BMW 520i (G30).
Kabin

Di kabin, seperti biasa, sulit menemukan komentar jelek soal interior mobil BMW. Sebagian besar permukaannya lunak atau bila tidak, kelihatan mewah, tidak ada material plastik. Dari sisi pengemudi, kenyamanannya maksimal sebab ada banyak sekali yang bisa diatur lewat tombol-tombol yang bertaburan di sekitar.

BMW 520i (G30)KOMPAS.com/FEBRI ARDANI BMW 520i (G30)

Komposisi interior BMW yang khas mudah dikenali, namun pada Seri 5 baru ini layar monitor sekarang punya grafis lebih baik, terintegrasi kamera parkir, dan menyambung dengan sistem terkini iDrive plus kontrol gestur.

Interior BMW 520i (G30).KOMPAS.com/FEBRI ARDANI Interior BMW 520i (G30).
Interior BMW 520i (G30).KOMPAS.com/FEBRI ARDANI Interior BMW 520i (G30).

Pada 520i, jok dilapisi kulit Dakota berwarna hitam dengan jahitan kontras. Anda tidak akan menemukan lapisan kulit berwarna kecoklatan, sun roof, lumbar support, air ionization, monitor belakang, dan park assist, karena fitur-fiitur itu tersedia pada 530i.

Sistem audio 520i didukung HiFI dengan 12 speaker dan digital amplifier 205 W. Saat kami mengetes 520i dalam perjalanan sekitar 860 km dari Jakarta menuju Surabaya, poin penting selain mewah, kabinnya senyap. Fitur audio itu sepadan walau masih kalah bagus dari 530i yang dilengkapi sistem audio Harman Kardon, 16 speaker, dan digital amplifier 600 W.

BMW 520i (G30) menggunakan mesin 2.0L TwinPower Turbo bertenaga 184 tk dan torsi 290 Nm.KOMPAS.com/FEBRI ARDANI BMW 520i (G30) menggunakan mesin 2.0L TwinPower Turbo bertenaga 184 tk dan torsi 290 Nm.

Mesin

520i menggunakan mesin 2.0L sama seperti 530i, namun yang mengkhawatirkan output beda signifikan. 520i menghasilkan tenaga 184 tk dan torsi 290 Nm.

Racikan itu cukup membuktikan bahwa mobil ini, selain bisa dipakai menyelesaikan bisnis, sanggup juga berlaga atlet saat diajak bergerak bebas gaya slalom di sirkuit buatan yang dirancang BMW Indonesia di Bandara Ahmad Yani. Namun koreografi slalom bisa jadi lebih drama bila membayangkan melakukannya dengan 530i yang bertenaga lebih besar, 252 tk dan torsi 350 Nm.

BMW 520i (G30) menunjukan gerakan atletis di Bandar Udara Ahmad Yani, Semarang. KOMPAS.com/FEBRI ARDANI BMW 520i (G30) menunjukan gerakan atletis di Bandar Udara Ahmad Yani, Semarang.

Kesimpulan

Seri 5 sudah terjual 7,9 juta unit di dunia selama 40 tahun lebih pemasarannya, itulah bukti kualitas sedan ini digemari banyak orang. Pada generasi ketujuh, BMW tetap melanjutkan rasa tradisional Seri 5, namun menambahkannya dengan sentuhan jaman.

Varian 520i meluncur di Indonesia pada Januari lalu, menemani 530i dan 520d yang sudah diperkenalkan duluan. Semua varian itu dirakit lokal di Indonesia.

BMW Indonesia sedang mendorong 520i sebagai menu pembuka untuk para eksekutif yang berani masuk ke dunia Seri 5. Semakin banyak yang berani berarti volume penjualan bertambah karena kedatangan konsumen baru.

Kunci BMW 520i (G30).KOMPAS.com/FEBRI ARDANI Kunci BMW 520i (G30).

Anda mendapatkan semua kemewahan, kenyamanan, kesunyian, performa, dan citra memiliki Seri 5 pada 520i. Investasi pada 520i layak sebab Anda bisa menghemat dana yang sebenarnya bisa membeli Suzuki Ignis. Logika hampir mirip juga ada pada 520d.

Menjadi pemilik 520i seperti menginap di JW Marriot tapi bukan tidur di kamar Presidential Suite. Namun kalau ditanya orang Anda bisa menjawab meyakinkan menginap di hotel bintang lima, asal jangan gubris kalau dibahas kamar yang mana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com