Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/03/2018, 14:02 WIB
Febri Ardani Saragih,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

Jakarta, KOMPAS.com BMW Group Indonesia pernah mencoba menjual model MPV, yaitu versi 5-penumpang Active Tourer dan 7-penumpang Gran Tourer. Namun, sejak dimulai pertama kali pada 2015 lalu peminat buat keduanya sangat sedikit.

Model yang walau bentuknya MPV tapi masuk di kelas Seri 2 ini hanya terjual dua unit pada 2017. Angka itu sangat kecil, kontradiktif dengan pasar mobil di Indonesia yang model paling larisnya adalah MPV.

Mungkin masalahnya adalah harga, Active Touer yang cuma dijual satu varian, 218i dijual Rp 619 juta. Sedangkan Gran Tourer 218i dilego Rp 769 juta. Dengan harga segitu sebenarnya konsumen bisa mendapatkan sedan Seri 3 ataupun SUV X1.

Baca: BMW Seri 5 Touring Segera Meluncur di Indonesia

BMW Gran Tourer punya karakter suspensi sedanKompasOtomotif - Aris F Harvenda BMW Gran Tourer punya karakter suspensi sedan

Active Tourer dan Gran Tourer tidak masuk di daftar harga resmi BMW Indonesia pada tahun ini. Vice President of Corporate Communications BMW Group Indonesia Jodie O'tania menjelaskan penjualannya bukan dihentikan melainkan saat ini tidak ada stok unit lagi di diler. Kedua model impor utuh Jerman itu masih tetap dijual, namun hanya bila dipesan konsumen.

Jodie mengakui memang peminat BMW tidak mengarah ke mobil fungsional. Melainkan menginginkan cita rasa sporty yang diusung di setiap model BMW lainnya.

“Bicara lagi tentang inti merek BMW yaitu sporty. Biasanya penggemar BMW memang orang-orang yang suka secara emosional, mengemudi, bukan lagi hanya fungsional. Ya memang arahnya tidak ke fungsional, 7-penumpang itu kan fungsional. Bukan tidak diminati, kalau tidak diminati pasti tidak dihadirkan di Indonesia, tapi peminatnya masih terus tumbuh,” ucap Jodie di Surabaya, Kamis (15/3/2018).

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com