Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahu Jalan Tol Bukan Tempat yang Aman buat Berhenti

Kompas.com - 11/03/2018, 10:05 WIB
Alsadad Rudi,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

Jakarta, KOMPAS.com - Penyanyi Syahrini menuai kritik terkait aksinya berfoto di bahu jalan tol Waru-Juanda di Surabaya, Jawa Timur. Pelantun lagu "Sesuatu"itu beralasan kondisi jalan tol Waru-Juanda ketika itu dalam keadaan sepi dari kendaraan dan rombongannya dalam pengawalan. Syahrini merasa aman untuk berhenti sejenak sekitar tiga atau lima menit. Ia tak menyangka, tindakannya itu ternyata melanggar aturan lalu lintas.

Baca juga : Syahrini Ungkap Kronologi Aksinya Melangkah Manja di Bahu Jalan Tol

Bahu jalan tol disediakan untuk kondisi tertentu, seperti untuk lajur ambulans dan mobil pemadam kebakaran yang sedang bertugas, ataupun tempat berhenti pengendara yang mengalami situasi darurat, seperti mogok ataupun masalah lain yang mengharuskannya menghentikan kendaraannya.

Namun fungsi ideal bahu jalan tol tersebut dianggap belum terjadi di Indonesia. Sebab masih tingginya pelanggaran lalu lintas. Pendapat tersebut dilontarkan Pendiri dan Instruktur dari Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu.

Foto artis dan penyanyi Syahrini yang diunggahnya di akun Instagram menuai kontroversi karena berlatar belakang jalan tol, tepatnya di ruas jalan Tol Waru-Juanda di Surabaya, Jawa Timur. Syahrini dikritik karena tidak mengantongi izin dan berpotensi mengganggu lalu lintas.dok. Instagram Foto artis dan penyanyi Syahrini yang diunggahnya di akun Instagram menuai kontroversi karena berlatar belakang jalan tol, tepatnya di ruas jalan Tol Waru-Juanda di Surabaya, Jawa Timur. Syahrini dikritik karena tidak mengantongi izin dan berpotensi mengganggu lalu lintas.

Menurut Jusri, bahu jalan tol sering dipakai untuk menyalip kendaraan lain. Kondisi ini yang membuat bahu jalan tol bukanlah tempat yang aman. Jusri mencontohkan pernah ada kasus pengendara yang berhenti di bahu tol tewas ditabrak pengendara lain yang hendak menyalip kendaraan lain lewat bahu jalan tol.

Baca juga : Begini Ciri Keselamatan Berkendara di Negara Berkembang

"Pengendara itu menabrak mobil yang sedang berhenti yang ada orang di dalamnya, sehingga orang tersebut meninggal dunia. Ini terjadi karena ada kebiasaan di Indonesia yang menggunakan bahu jalan tol untuk tempat menyalip," kata Jusri kepada Kompas.com, Sabtu (10/3/2018).

Karena itu, Jusri menyarankan pengguna kendaraan untuk sebisa mungkin menghindari berhenti di jalan tol. Apabila mobil mengalami kerusakan, Jusri menyarankan pengemudi kendaraan yang rusak untuk sebisa mungkin keluar tol lebih dulu. Salah satunya mengontak jasa mobil derek yang disediakan pengelola jalan tol.

Kalaupun dalam kondisi darurat yang tidak memungkinkan keluar tol, Jusri menyarankan pengendara untuk meletakan segitiga pengaman atau benda lain yang bisa menjadi penanda keberadaan kendaraan yang rusak. Penanda sebaiknya diletakan 30 meter hingga 50 meter dari lokasi rusaknya kendaraan. Selain itu, pengendara juga diminta tidak lupa menyalakan lampu hazard.

Ilustrasi derek gendonghttp://www.locostpro.com Ilustrasi derek gendong

Baca juga : Berhenti di Bahu Jalan Tol karena Kondisi Darurat, Perhatikan Ini

Betapa bahayanya bahu jalan tol bisa dilihat dari kisah tragis yang dialami almarhum Fathkun Nadjib. Padahal saat itu Fathkun berhenti di bahu jalan tol dalam rangka ingin menolong korban kecelakaan di KM 97 tol Cipularang arah Jakarta.

Niat baik malah jadi petaka sebab Fathkun tersambar mobil yang melaju kencang di lajur kiri. Padahal logika di jalan tol, semakin ke kanan jalur maka kecepatan kendaraan seharusnya semakin tinggi. Tapi yang terjadi malah terbalik. Karena masih banyak pengemudi yang memacu kencang kendaraannya di jalur paling kiri dan bahkan bahu jalan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com