Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proyek Mobil Perdesaan, Terus Digodok

Kompas.com - 04/11/2017, 09:02 WIB
Ghulam Muhammad Nayazri

Penulis

Klaten, KompasOtomotif – Bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan alat transportasi multiguna di sektor pertanian dan perkebunan, proyek mobil perdesaan juga bakal mendorong peningkatan ekonomi masyarakat, dan yang terpenting lagi yaitu mewujudkan kemandirian penguasaan teknologi oleh anak bangsa.

Ini seperti yang disampaikan oleh Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, di sela-sela kunjungannya ke Bengkel Kiat Motor di Klaten, Jawa Tengah, Jumat (3/11/2017). Ada harapan tertanam, semoga pernyataan bernada "nasionalisme” tersebut tidak hanya sampai diujung lidah saja.

Meski sudah bukan cerita baru, proyek kendaraan perdesaan seperti jadi angin segar untuk industri otomotif dalam negeri. Ini juga jadi kesempatan pemain lokal untuk bisa ambil bagian, tak melulu digarap merek asing.

Kendaraan perdesaan yang dikembangkan oleh Kemenperin, kata Airlangga, adalah prototipe yang siap diproduksi. Ini jadi bukti kalau anak bangsa Indonesia mampu mendesain, dan memahami teknik mesin otomotif.

Baca juga : Wintor Wujud Nyata Mobil Perdesaan

“Prototipe ini bakal jadi platform kendaraan yang akan dikembangkan, untuk memenuhi kebutuhan khususnya di daerah perdesaan. Mungkin awalnya bisa dikembangkan ke arah sinergi Solo Raya (Klaten, Jogja, Solo), setelah itu dibawa ke nasional,” kata Airlangga dalam siaran resmi Kemenperin.

Ambil contoh bengkel Kiat Motor milik Sukiyat di Klaten, yang telah merampungkan tiga prototipe (mobil kabin ganda, pikap, dan peralatan pertanian) yang diberi nama Moda Angkutan Hemat Pedesaan (Mahesa). Mobil perdesaan buatannya ini bakal dibanderol dengan harga yang relatif terjangkau, masing-masing Rp 50 juta, Rp 60 juta, dan Rp 70 juta.

“Besar-kecilnya harga bergantung dari kapasitas angkut hasil pertanian atau perkebunan. Rencananya pada Agustus 2018 akan mulai diproduksi massal untuk mobil angkutan pertanian," ucap Airlangga.

Menurut Sukiyat, harganya bisa murah karena semua komponennya didapat secara lokal, di mana bahan bakunya mudah dicari.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mendengarkan penjelasan dari Sukiyat, selaku Pemilik Bengkel Kiat Motor ketika melakukan kunjungan kerja di Klaten, Jawa Tengah, Jumat (3/11/2017.Istimewa Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mendengarkan penjelasan dari Sukiyat, selaku Pemilik Bengkel Kiat Motor ketika melakukan kunjungan kerja di Klaten, Jawa Tengah, Jumat (3/11/2017.

Bagian dari “Nawa Cita” Jokowi

Pengembangan kendaraan perdesaan ini, didasarkan pada program pemerintah yang tertuang di butir Nawacita, salah satunya adalah membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa, dalam kerangka negara kesatuan.

Kementerian Perindustrian mengaku terus memacu pengembangan kendaraan perdesaan, agar segera diproduksi oleh industri dalam negeri. Selain untuk memenuhi kebutuhan alat transportasi multiguna di sektor pertanian dan perkebunan, ini juga bakal mendorong peningkatan ekonomi masyarakat, serta mewujudkan kemandirian penguasaan teknologi oleh anak bangsa.

“Pemerintah menyiapkan regulasi kendaraan perdesaan, supaya bisa dikembangkan industri nasional. Artinya, harus dibuat di Indonesia,” ujar Airlangga.

Mock up mobil perdesaan ITS di IIMS 2017Stanly/KompasOtomotif Mock up mobil perdesaan ITS di IIMS 2017

Progres

Menperin menyebut, langkah yang sudah dilakukan Kemenperin dalam percepatan proyek tersebut, yaitu pembuatan prototipe, pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan rantai pasok serta penyiapan infrastruktur dan model bisnis.

Aftersales dan jaringan distribusinya juga tengah dipertimbangkan, termasuk uji pasarnya,” ucap Airlangga.

Pada September 2017, Presiden Joko Widodo sempat meninjau Bengkel Kiat Motor. Menurut Presiden, pemerintah mendukung kendaraan pedesaan Mahesa bisa diproduksi massal dengan harga kompetitif dan kualitas produksi yang baik.

"Pemerintah akan bantu dorong dari regulasinya, uji emisi, sertifikasi, dan mungkin dari pajaknya. Tetapi pengembangannya tergantung pada pelaku industri. Pemerintah ingin industri nasional berkembang," kata Airlangga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com