Jakarta, KompasOtomotif – Masa-masa gegap gempita dan euforia kedatangan model sport fairing Honda CBR250RR seolah mulai meredup. Sejak diperkenalkan pertama kali di depan publik Juli 2016 lalu, usianya sudah 14 bulan.
Dari data Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia (AISI) sepanjang 2017 ini, grafik distribusi CBR250RR alami tren penurunan, meski tidak garis lurus. Hasil minus mulai dialami pada tiga bulan pertama (Januari-Maret).
Kemudian sempat naik lagi di angka seribuan pada April, lalu merosot lagi lebih dalam sampai pada Juni 2017. Sempat ada harapan sedikit di Juli, tapi lagi-lagi harus melorot pada Agustus, yang hanya 106 unit, padahal di bulan Januari angkanya sampai 1.400 unit.
Baca juga : Kawasaki Ninja 250cc Rebut Kembali Status Terlaris
Ketika ditanyakan soal kondisi produknya tersebut, Astra Honda Motor (AHM) yang diwakili Thomas Wijaya, Direktur Pemasaran AHM, tidak menjawab langsung. Namun, lebih membahas pasar sport secara keseluruhan.
“Kondisi pasar domestik sampai Agustus secara total stabil, tapi di pasar sport menurun hampir 17 persen, begitu juga dengan kontribusinya, dari sebelumnya lebih dari 12 persen, menjadi kisaran 10 persen selama delapan bulan,” ujar Thomas kepada KompasOtomotif, Jumat (12/9/2017).
“Itu dipengaruhi oleh kondisi ekonomi yang relatif melemah dan berdampak di segmen pasar sport, di mana masyarakat cenderung menunda pembelian, penggantian atau penambahan, bahkan ada juga sebagian konsumen sport beralih ke matik. Secara total pasar sport akan terkoreksi di tahun ini,” ujar Thomas.
Penurunan di pasar domestik ini, membawa angin segar bagi raja sport 250cc yang sempat lengser, Kawasaki Ninja. Sepanjang delapan bulan Ninja mencapai total penjualan 6.211 unit, sedangkan CBR250RR hanya 5.957 unit.