Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal "Syarat" pada Pelumas Kendaraan

Kompas.com - 07/08/2017, 13:42 WIB
Ghulam Muhammad Nayazri

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif – Sebelum dijual ke pasaran, oli ternyata mengantongi beberapa syarat, sehingga bisa dipakai sesuai kegunaannya. Pasalnya, pelumas juga tidak bisa sembarang digunakan.

Shofwatuzzaki, Shell Lubricants Techical Advisor Indonesia, mengatakan, kalau yang pertama itu soal aplikasi atau penggunaannya, di mana setiap pelumas memiliki spesifikasi khusus, karena formulasi setiap pelumas berbeda-beda. 

“Syarat yang pertama itu benar dulu aplikasinya atau penggunaannya. Baru kemudian yang kedua adalah pengaturan soal viskositas atau kekentalan olinya sendiri,” ujar pria dengan sapaan Zaki saat ditanyakan KompasOtomotif, Selasa (1/8/2017).

Zaki menuturkan, oli selalu dikontrol viskositasnya atau kekentalannya. Maka dari itu, setiap membeli oli, pasti tertera angkanya, seperti misalnya 10W-40, 10W-30, 0W-30 (untuk oli mesin mobil atau sepeda motor), kalau untuk mesin industri angkanya bukan SAE, tapi ISO, mulai dari 100, 220, 320 dan 680.

“Angka tersebut seperti ukuran baju, yang harus sesuai dengan ukuran badan pemakainya, jika kesempitan maka akan sulit berjalan,” ujar Zaki.

Ketiga, kata Zaki, pelumas biasanya memiliki spesifikasi kinerja, di mana ini dikeluarkan oleh lembaga pembuat oli atau lembaga pembuat mesin. Khusus untuk oli mesin ini yang terkenal adalah API (American Petroleum Institute), yang mengeluarkan standar untuk oli otomotif.

“Kalau untuk oli (mesin) bensin ada SM, SN, SL, dan mendekati “Z” maka semakin tinggi spesifikasinya. Untuk Indonesia lebih dikenalnya API dan kalau sepeda motor itu JASO (Japanese Automotive Standards Organization). Ini standar yang harus dipenuhi saat ingin mengaplikasikan oli di mesin kita,” ucap Zaki.

Kemudian kata Zaki, hal lain yang diperlukan adalah “Approval” atau spesifikasi pembuat mesin seperti Mercedes Benz, BMW, atau Volvo. Sementara untuk kategori “Meet Specification” dikeluarkan oleh si pembuat oli.

“Jadi kalau melihat di lapangan, ada oli yang kami temukan sudah Approval, berarti lebih tinggi dibanding yang Meet Specification,” ucap Zaki.

“Kemudian yang tertakhir, klaim teknologi dari si pembuat oli, di mana kita sering mendengar full synthetic, semi synthetic, mineral dan lainnya. Ini adalah teknologi pembuatan dan bahan bakunya,” ujar Zaki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com