BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Daihatsu

Terjebak Macet Parah, Apa yang Sebaiknya Anda Lakukan?

Kompas.com - 08/05/2017, 15:51 WIB
Dimas Wahyu,
Haris Prahara

Tim Redaksi


KOMPAS.com – Kemacetan lalu lintas di kota besar, seperti Jakarta, telah menjadi hal yang bersifat sehari-hari bagi warganya. Waktu berkualitas dengan keluarga atau kerabat pun tergerus sebagai dampaknya.

Pada 2016 lalu, pengendara mobil di Jakarta menghabiskan waktu akibat terjebak kemacetan hingga 55 jam dalam setahun.

Hal itu membuat Jakarta menempati peringkat ke-22 kota termacet di dunia berdasarkan hasil penelitian lembaga analisis data kemacetan lalu lintas asal Washington, Amerika Serikat, INRIX, yang dipublikasikan pada laman mereka, Senin (20/2/2017).

Baca juga: Soal Kemacetan, Jakarta Duduki Peringkat Ke-22 di Dunia

Selain Jakarta, beberapa kota di Indonesia juga masuk ke dalam kota termacet versi INRIX, yaitu Bandung (42,7 jam), Malang (39,3 jam), Yogyakarta (39,2 jam), dan Medan (36,7 jam).

Hasil survei itu juga menunjukkan, kemacetan Jakarta "hanya" lebih baik dibandingkan Bangkok, Thailand, yang menempati peringkat pertama sebagai kota termacet di Asia Tenggara dengan waktu total 64,1 jam setahun.

Kemacetan pastinya membuat pengendara hanya bisa pasrah terbelenggu dalam mobilnya.

Lantas, apakah yang sebaiknya dilakukan seorang pengendara saat macet menghadang?

Menurut Stephen Fairclough, profesor psikofisiologi dari Universitas Liverpool John Moores, Inggris, seorang pengendara sebaiknya mencari hiburan saat terjebak dalam kemacetan.

Hal itu sebagai antisipasi penurunan kondisi fisik ataupun mental pengendara.

KompasOtomotif-Donny Apriliananda Interior naik kelas, ada audio 2DIN layar sentuh dan tombol pengatur pada setir.

"Saat pengendara terjebak macet dan membuang banyak waktu di jalan, tidak hanya kondisi stres atau marah yang muncul. Efek lainnya adalah gejolak pada tubuh, seperti meningkatnya detak jantung dan tekanan darah," ujar Stephen seperti dikutip dari psychologytoday.com, Rabu (2/9/2015).

Lebih lanjut, Stephen mengatakan, detak jantung dan tekanan darah itu akan semakin meningkat jika suasana sunyi terasa di dalam kendaraan. Karena itu, sebisa mungkin pengendara menghindari suasana yang sunyi saat menyetir.

Salah satu hiburan yang bisa dilakukan untuk menghilangkan kesunyian adalah mendengarkan musik.

"Musik dapat membuat pengendara merasa lebih tenang walaupun arus lalu lintas sedang macet parah," kata Stephen.

Ia menambahkan, jenis musik yang disarankan untuk pengendara mobil adalah musik berirama ringan (easy listening), yang antara lain bisa ditemukan di lagu-lagu jazz atau pop.

Musik klasik tak kalah baik

Pilihan musik lain yang bisa didengarkan untuk mengibur diri saat macet adalah musik klasik.

Seperti ditulis laman Health Wire, Kamis (4/6/2015), musik klasik akan memberi dampak positif bagi kondisi psikologis seorang pengendara.

"Mendengar permainan musik klasik Mozart dalam waktu 20 menit saja mampu membuat perubahan cukup signifikan terhadap sisi psikologis dan mental seseorang. Kondisi itu yang dikenal sebagai ‘efek Mozart’," demikian yang dituliskan dalam artikel tersebut.

Namun, ada pula musik yang seyogianya dihindari saat menyetir dalam kemacetan, yakni musik disko serta musik rock yang terlalu keras, seperti metal. Jenis musik itu justru akan menambah buruk kondisi psikologis seseorang.

Nah, menyadari kebutuhan masyarakat akan hiburan musik berkualitas saat menyetir, PT Astra Daihatsu Motor telah meluncurkan mobil terbarunya, yaitu New Astra Daihatsu Ayla.

Meski berharga terjangkau, mobil low cost green car (LCGC) tersebut telah dilengkapi perangkat hiburan yang mumpuni.

Donny A/KompasOtomotif Tampilan Ayla terlihat lebih segar dengan pilihan mesin baru, 1.2L.

Pada seri 1.2 R dan 1.2 R Deluxe, Ayla bahkan dilengkapi fitur teranyar, yaitu 2 Din Touchscreen Audio.

Dengan fitur 2 Din Touchscreen Audio, pengendara kian mudah dan nyaman dalam menikmati musik favoritnya hanya dengan sentuhan jari.

Layar sentuhnya secara responsif memainkan musik untuk menghibur pengendara di tengah kemacetan, dari melalui radio, memutar CD, MP3, film DVD, USB, atau sambungan tanpa kabel via Bluetooth ke data hiburan di ponsel (Bluetooth pairing) dengan pengaturan cukup di bagian setir.


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com