Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konsumen Daihatsu di Jabar Sudah Biasa DP Besar

Kompas.com - 18/04/2017, 10:03 WIB
Donny Apriliananda

Penulis

Bandung, KompasOtomotif – Ketika PT Astra Daihatsu Motor (ADM) mengaku sulit jualan karena mengikuti ketatnya perusahaan pembiayaan menyeleksi calon konsumen, diler-diler Daihatsu di Jawa Barat justru mengaku sudah bisa mengatasi hal ini sejak lama.

Menurut Budiman Setiadiwirya, Kepala Penjualan Astra International-Daihatsu Sales Operations(AI-DSO) Wilayah Jawa Barat, masalah kredit macet yang menggunung tahun lalu sebenarnya sudah diprediksi jauh sebelumnya.

Diler-diler Daihatsu di Jabar, kata Budiman, tidak memberikan DP kecil sejak dua tahun lalu. Pengetatan DP ini diberlakukan karena seiring berjalan waktu, NPL (non performing loan/ kredit macet) problem makin bertambah, dan ini membuat penjualan menurun.

”Jika dulu DP 15 persen sudah bisa, mulai 2015 dan 2016 sudah tidak bisa. Makanya, kami terbiasa dengan DP tinggi 25-30 persen. Buat kami di Jabar, meningkatkan NPL tidak terlalu berpengaruh,” ucap Budiman di sela test drive New Ayla, di Ciwidey, Bandung, (17/4/2017).

Memang, Budiman mengakui, menjual mobil dengan DP tinggi jauh lebih sulit. Tapi ditegaskan kembali bahwa permintaan DP rendah bukan berarti tidak diterima. Namun sejak adanya krisis kredit macet belakangan ini, dibutuhkan waktu lebih lama untuk menganalisa, apakah konsumen tersebut layak dicairkan kreditnya.

Strategi yang saat ini diterapkan jajaran diler Daihatsu di Jabar adalah menggenjot surat pemesanan kendaraan (SPK). Ketika SPK dinaikkan, kemungkinan konsumen yang pengajuan kreditnya disetujui juga akan meningkat.

”Dulu rasio sukses dari SPK ke penjualan mencapai 95 persen. Sekarang jadi cuma 75 persen. Perlu waktu untuk konsumen mengumpulkan uang buat nambah DP. Jadinya kami menunggu lagi 2-3 bulan (untuk konsumen kembali mengajukan kredit),” kata Budiman.

Bukti nyata diberlakukan ”aturan” DP besar itu, market share Daihatsu di Jawa Barat meningkat, dari 16,5 persen pada 2015, naik 1 persen pada 2016.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com