Jakarta, KompasOtomotif – Daya beli masyarakat yang mulai sedikit menguat di 2016, mendorong pertumbuhan penjualan kendaraan baru, terutama mobil penumpang. Namun, nasib baik ini tidak dialami oleh segmen kendaraan niaga alias komersial.
Dibanding dengan 2015, penjualannya terperosok cukup dalam, hingga 25,5 persen atau tercatat cuma 206.000 unit. Padahal pada 2015, penjualannya bisa mencapai 276.672 unit.
"Memang, permintaan yang kuat, membuat mobil penumpang tumbuh di 2016. Namun, untuk pasar commercial vehicle (CV), angkanya menyusut, dan terus menurun sepanjang tiga tahun berturut-turut," ujar Vivek Vaidya, Senior Vice President of Mobility dari lembaga riset dan konsultan Frost & Sullivan, di Jakarta, Rabu (25/1/2017).
Vivek mengakui, padahal belanja yang dilakukan pemerintah untuk pembangunan infrastruktur, mulai dari transportasi dan konstruksi sudah cukup positif menstimulus pasar, khususnya bus dan medium-heavy CV. Namun memang, masih ada masalah lain yang masih sulit terbendung, sehingga menurunkan demand-nya.
“Permintaan global tetap lemah, meskipun harga komoditas seperti batu bara dan minyak sawit naik hingga menuju akhir tahun. Ini menyebabkan perusahaan menahan peremajaan kendaraan operasional mereka, sehingga berdampak pada semua segmen CV. Selain itu, pertumbuhan lamban di sektor pertambangan menyebabkan penurunan penjualan juga untuk heavy-truck," ucap Vivek.
Pikap kecil mengalami penurunan paling dalam, dibanding segmen lainnya, anjlok 33,1 persen dari 186.081 unit (2015) menjadi 124.500 unit pada 2016. Terbesar kedua penyumbang penurunan adalah kabin ganda, mencapai 21,1 persen, menjadi 9.500 unit.
Baru kemudian truk, turun 8,8 persen dari 74.769 unit menjadi 68.200 unit pada 2016. Namun, positive growth justru terjadi pada segmen bus, naik 4, 2 persen dari 3.743 unit menjadi 3.900 unit.
“Pertumbuhan penjualan CV yang potensial dari pembangunan infrasturktur, tertahan oleh tantangan yang dihadapi di sektor tambang, logistik dan perkebunan. Sementara permintaan bus, digerakkan oleh kebijakan pemerintah untuk memperbaiki trasportasi publik, melalui penambahan armada maupun pembaruan,” ujar Vivek.
Mitsubishi terus menjadi pemimpin pasar dengan peguasaan pasar 35,9 persen, naik dari tahun sebelumnya yang hanya 33 persen. Kemudian Hino dan Isuzu yang berkontirbusi positif 10,5 persen dan 7,2 persen, dengan fokus di segmen masing-masing dan harga yang kompetitif.
Sedangkan market share mobil komersial Suzuki anjlok dari 24,5 persen menjadi 20,4 persen, dan juga diikuti Daihatsu yang tergelincir 21,5 persen menjadi 19,7 persen. Ini seiring dengan anjloknya pasar pikap kecil, yang jadi mainan kedua merek ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.