Etalase Industri Karoseri Bus, Truk, dan Kendaraan Niaga

Jakarta, KompasOtomotif - PT Global Expo Management (GEM) Indonesia siap kembali mengumpulkan berbagai kalangan dari industri karoseri dan kendaraan komersial termasuk bus, truk, dan peralatan berat. Mereka akan trafiliasi dalam pameran Indonesia Bus, Truck, Heavy Equipment, and Component Exhibition (IIBT) 2017.

Ajang ini masih menjadi bagian dari pameran industri komponen otomotif yang biasa disebut International Trade Exhibition for Auto Parts, Accessories, and Vehicle Equip (INAPA) 2017, yang mulai digeber 29 Maret hingga 1 April, di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat.

Terhitung lebih dari ada 1.100 perusahaan dari 35 negara ikut dalam INAPA dan IIBT. Lebih dari 35.000 pengunjung diharapkan hadir. Makin banyaknya peserta membuat GEM sebagai penyelenggara bakal menggunakan semua hall JI Expo Kemayoran dengan lahan seluas 45.000 m2.

"Ajang ini biasa dihadiri oleh para pebisnis Oto Bus, tourism, dan pelaku kendaraan komersial. 70 persen industri penunjang akan datang dari luar negeri. Sedangkan perusahaan karoseri yang berpartisipasi 100 persen Indonesia," ujar. Baki Lee, Direktur GEM Indonesia, dalam konferensi pers di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta, (24/1/2016).

Karoseri
Salah satu bagian industri otomotif nasional yang saat ini tengah berkembang adalah sektor karoseri. Ajang ini juga menjadi kesempatan para pelaku bisnis karoseri untuk mencari mitra juga konsumen potensial.

Menurut Sommy Lumadjeng, Ketua Umum DPP Asosiasi Industri Karoseri Indonesia (Askarindo), dalam acara yang sama, inilah tempat ajang promosi commercial vehicle sebenarnya.

"Kenapa? Karena ajang ini mengumpulkan karoseri-karoseri di Indonesia, yang anggotanya begrerak di bidang pembuatan bus, truk, dan special vehicle," kata Sommy.

Industri karoseri tak bisa dipisahkan dengan bisnis kendaraan komersial di Indonesia. Apalagi, belakangan, kebutuhan moda transportasi sangat mendesak dan bus diperkirakan makin dibutuhkan. Begitu juga dengan dump truck, atau apa pun bentuk truk, yang diprediksi mulai terkatrol tahun ini seiring dengan membaiknya harga komoditas.