Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Honda Libas Toyota di China

Kompas.com - 06/12/2016, 17:02 WIB
Ghulam Muhammad Nayazri

Penulis

Beijing, KompasOtomotif - Penjualan mobil Honda di China berhasil melampaui Toyota, dalam 11 bulan pertama 2016. Pengenalan model baru yang disukai pasar China menjadi salah satu faktor yang membuat Honda bisa meraih peringkat pertama merek Jepang, di pasar mobil terbesar dunia tersebut.

Untuk semakin memenuhi permintaan pasar China, merek mobil nomor tiga di Jepang tersebut, berencana membangun pabrik baru pada 8 Desember 2016 di China Tengah, Wuhan, mengutip Autonews.com, Selasa (6/12/2016).

Juru bicara Toyota yang berbasis di Beijing menolak untuk mengomentari kinerja penjualan saingannya tersebut. Mereka hanya ingin berusaha terus fokus dalam meningkatkan bisnisnya.

"Tujuan utama kami di China adalah untuk mencapai pertumbuhan yang stabil dari bisnis kami, yang berfokus pada kepuasan pelanggan, termasuk menciptakan kualitas penjualan dan pelayanan," ujar juru bicara Toyota.

Honda menjual sekitar 14.500 mobil lebih banyak dari Toyota, periode Januari-November 2016, dan ini merupakan yang pertama kalinya sepanjang tahun ini. Honda telah mencatatkan lonjakan penjualan dua digit dalam sembilan bulan berturut-turut mendekati target penjualan 1,18 juta kendaraan.

"Mengalahkan merek saingan tertentu buka merupakan tujuan bisnis kami di China. Kami fokus pada kebutuhan konsumen dan merasakan momentum penjualan yang kuat. Apa yang terjadi sekarang merupakan bukti kalau strategi kami berhasil," ujar juru bicara Honda China.

Penjualan Toyota turun sekitar 50.000 unit dari target yang ditentukan untuk 11 bulan. Pada 2014 lalu, Toyota meninggalkan Honda dengan menjual 240.000 unit mobil lebih banyak dari Honda.

Para pembuat mobil Jepang, masih membuntuti jauh di belakang pemimpin pasar, General Motors dan Volkswagen, di mana masing-masing berhasil menjual sekitar 3,6 jutaan kendaraan tahun lalu di Cina.

Penjualan mobil di China saat ini masih tetap berada di bawah tekanan dari perlambatan pertumbuhan ekonomi, di mana analis memprediksi akan terjadi pertumbuhan yang lemah tahun depan, meskipun mengalami rebound pada 2016, berkat insentif pajak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com