Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Kekhawatiran Besar Toyota terhadap Donald Trump

Kompas.com - 17/11/2016, 10:31 WIB
Ghulam Muhammad Nayazri

Penulis

Nagoya, KompasOtomotif - Terpilihnya Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat tampaknya mulai mengkhawatirkan raksasa otomotif asal Jepang, Toyota. Mereka mulai pasang kuda-kuda akan kemungkinan efek negatif dari kebijakan ekonomi Trump, yang bakal menimpa operasi bisnisnya di AS.

Mengutip Nikkei, Rabu (16/11/2016), setidaknya ada dua kekhawatiran utama, yaitu potensi penguatan yen dan lonjakan proteksionisme. Keduanya tentu bakal membawa kerugian bagi Toyota. Pasalnya, Amerika menyumbang 30 persen penjualan dan 40 persen laba operasinya.

Penguatan yen

Beberapa jam pasca terpilihnya Trump sebagai presiden Amerika, Toyota mulai merevisi target laba operasinya sampai akhir tahun fiskal atau sampai Maret 2017, naik menjadi 1,7 triliun yen atau Rp 209,2 triliun. Namun, angka ini masih lebih kecil 40 persen dari tahun fiskal sebelumnya.

Saat ini kinerja Toyota membaik, terutama karena nilai yen yang melemah terhadap dollar, dan masih di posisi yang diharapkan perusahaan. Dari proyeksi Toyota sampai akhir tahun fiskal ini, asumsi nilai tukar yaitu 102 yen per dollar. Pelemahan ini membuat Toyota mengharapkan penambahan 100 miliar yen atau Rp 12,3 triliun pada laba operasinya.

Nikkei Penjualan Toyota seluruh dunia.
Namun, kekhawatiran terkait dengan kebijakan Trump yang mulai di-blow-up televisi bisa membuat nilai mata uang yen menguat. Di mana itu bisa menghapus usaha mengefisiensi biaya.

"Jika mata uang dollar melemah karena meningkatnya risk aversion di kalangan investor, ini akan memberikan gigitan yang besar dari hasil yang didapat oleh Toyota (laba menurun)," ujar Seiji Sugiura, Analis Senior dari Tokai Tokyo Research Institute.

Risiko dari proteksionisme di Amerika

Trump telah berjanji untuk menegosiasikan kembali Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA/North America Free Trade Agreement), yang ditandatangani AS, Kanada, dan Meksiko sepuluh tahun lalu. Ini dianggap sebagai sebuah sinyal, yang mengarah pada proteksionisme.

Saat ini, Toyota memiliki pabrik di Meksiko, yang hanya membuat 1 persen dari semua mobil yang menjual di seluruh dunia. Meski begitu, Toyota berencana untuk memproduksi 200.000 unit per tahun model Corolla pada 2019 di sana.

"Jika Trump benar-benar akan merevisi NAFTA, Toyota dan pemasok yang terlibat dalam ekspansi ini bisa dipaksa untuk mengalibrasi ulang strategi mereka di Meksiko," kata Seiichiro Iwamoto, Fund Manager di Asset Management One.

Belajar dari sengketa perdagangan sengit antara Jepang dan AS yang dimulai pada 1980-an, Toyota sudah mencoba berperilaku sebagai "perusahaan yang baik" di Amerika. Toyota juga bertanggung jawab untuk lebih dari 300.000 pekerjaan di negeri ini, termasuk para pekerja di perusahaan pemasoknya. Toyota juga merakit 70 persen kendaraan yang dijualnya di Amerika.

Namun, bagaimanapun, Toyota masih melambangkan ekspansi produk Jepang di Amerika, di mana saat sentimen akan "Buy American" mengemuka, bakal menjadi pukulan menyakitkan untuk Toyota.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com