Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Intim dengan Motor MotoGP Marquez (3-habis)

Kompas.com - 23/07/2016, 18:43 WIB
Donny Apriliananda

Penulis

Bogor, KompasOtomotif – Saat merasa nyaman berada di atas RC213V-S, KompasOtomotif mulai terbiasa dengan karakternya. Aura magis yang membuat grogi di awal mulai lenyap seiring dengan ”kejutan-kejutan” yang didapatkan selama menyusuri Sirkuit Sentul, Bogor, (22/7/2016).

Sepeda motor ini sudah dilengkapi quick shift, membuat perpindahan gigi atas tak jauh mengurangi tenaga. Tinggal congkel ke atas, tidak usah mengendorkan akselerator, juga tak perlu tarik tuas kopling. Pindah gigi RPM 10.000 rasanya sudah tidak ada tanding.

Teringat ucapan Tetsuo Suzuki, Operating Officer, Representative of Motorcycle Development, Purchase and Production for Motorcycle Operations Honda Motor Co. Ltd, yang menyatakan bahwa teknologi ride by wire dari MotoGP yang diturunkan untuk RC213V-S sangat membantu motor menemukan performa maksimal.

Jika KompasOtomotif bisa menyentuh lebih dari 180 kpj dengan CBR1000RR, entah berapa kecepatan maksimal yang bisa redaksi dapat saat ”ditarik” di trek lurus Sirkuit Sentul. Perasaan jauh lebih kencang, 200 kpj saja sih lewat.

Ya, KompasOtomotif tak bisa melihat kecepatan yang didapat saat naik RC213V-S, karena panel meter sudah diganti dengan versi sports kit. PT Astra Honda Motor (AHM) menyatakan bahwa spidometer asli bawaan versi standar akan menampilkan kecepatan.

Baca juga: Intim dengan Motor MotoGP Marquez (1)

Ringan
Kejutan lain selain tenaga dahsyatnya adalah ternyata motor ini sangat enteng. Bahkan dibandingkan CBR1000RR yang dijajal pada sesi pertama, KompasOtomotif merasa RC213V-S jauh lebih ringan. Setelah dikroscek, bobot cuma di kisaran 170 kg, atau mirip-mirip dengan motor 250 cc.

Istimewa Honda RC213V-S sangat ringan dikendalikan.
Berbagai komponen yang terbuat dari titanium (termasuk mesin), berkontribusi besar untuk membuat sepeda motor sangat ringan. Pantas…

Tapi tak cuma enteng. Insinyur Honda berhasil membuat sepeda motor ini lincah juga berkat kolaborasi antara sentralisasi bobot, sasis, hingga sudut-sudut kemiringan kaki-kaki yang pas. Ini pula yang membuat KompasOtomotif lebih pede ”merebahkan diri” saat belok di tikungan ”S” kecil atau besar.

Justru, dalam hal ini, handling dan kelincahan sudah bukan menjadi masalah. KompasOtomotif justru merasa harus lebih hati-hati dengan power yang sangat besar. Manajemen pengontrol kecepatan dari diri sendiri menjadi kunci.

Tentu, ini adalah perspektif rider harian yang coba diposisikan KompasOtomotif dari awal saat akan menggeber RC213V-S. Kesannya luar biasa, dan mungkin ini akan sulit untuk dilupakan. (habis)

Baca juga: Intim dengan Motor MotoGP Marquez (2)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com