Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/06/2016, 07:02 WIB
|
EditorAgung Kurniawan

 

Jakarta, KompasOtomotif – Angka kecelakaan yang terjadi di jalan memiliki motif yang berbeda-beda. Salah satu yang menghawatirkan yaitu kasus “tabrak lari”, di mana salah satu pengendara yang terlibat kecelakaan melarikan diri.

Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya, AKBP Budiyanto mengatakan, dari data yang diterima, kecelakaan dengan modus seperti itu, mengalami penurunan. Namun, angka kecelakaan “tabrak lari” tersebut masih terbilang tinggi.

“Dari data yang masuk ke Subdit Bin Gakum Ditlantas PMJ pada periode Januari  sampai dengan Mei 2016, lebih kecil dibanding dengan periode yang sama tahun 2015. Meski begitu, kecelakaan dengan modus “tabrak lari”, masih relatif cukup tinggi, walaupun terjadi penurunan,” ujar Budiyanto, Minggu (5/6/2016).

Secara lebih rinci, jumlah kejadian tabrak lari periode Januari-Mei 2015 ada di angka 2.392 kasus. Sementara empat bulan pertama di tahun 2016 sebanyak 2.179 kejadian, di mana ada penurunan 9 persen.

“Data tersebut merupakan Traffic Accident Early Warning (TAEW) kepada para pemangku kepentingan yang bertanggung jawab, terhadap masalah lalu lintas dan angkutan jalan. Nantinya dari gambaran data tersebut, kami bisa mengambil langkah-langkah antsipatif, yang dapat dituangkan dalam program yang bersinergi, untuk diinformasikan kepada masyarakat luas,” ujar Budiyanto.

Budiyanto memberikan sarannya, kalau kecelakaan sebenarnya dapat dihindari, sepanjang setiap orang pada saat melaksanakan kegiatan lalu lintas dan angkutan jalan dapat berlaku tertib, wajar atau penuh konsentrasi. Lebih dari itu, seharusnya juga mematuhi ketentuan rambu-rambu perintah, maupun larangan, mengenai batas  kecepatan dan cara pengangkutan orang, serta barang.

“Hasil analisa dan evaluasi yang dilakukan bahwa setiap kejadian kecelakaan lalu lintas, pada umumnya diawali dari pelanggaran lalu lintas. Dari situ kemudian timbul kecelakaan yang dapat mengakibatkan kerugian material maupun korban jiwa,” ucap Budyanto.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com