Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Permintaan Produsen Komponen dari Pemerintah Indonesia

Kompas.com - 09/05/2016, 06:42 WIB
Aditya Maulana

Penulis

Bekasi, KompasOtomotif – Pemerintah telah menetapkan industri kendaraan bermotor (KBM) sebagai salah satu prioritas. Buktinya, sudah banyak kebijakan serta program yang dibuat untuk mendukung pengembangan tersebut, seperti Kendaraan Hemat Energi dan Harga Terjangkau (KBH2), serta kebijakan insentif fiskal (tax holiday, tax allowance, hingga Bea Masuk Penanaman Modal, dan Bea Masuk Ditanggung Pemerintah/BMDTP).

Namun, jika dilihat dari kacamata produsen komponen otomotif, kebijakan tersebut belum bisa memulihkan kondisi yang masih layu. Lantas bagaimana caranya?

Menurut A Hartoyo, Direktur PT Denso Indonesia, produsen komponen sangat berpengaruh dengan hasil penjualan kendaraan bermotor, dalam hal ini mobil. Tetapi, ada faktor lain yang juga tidak kalah penting, adalah bahan baku.

“Produsen seperti kita itu membutuhkan bahan baku untuk membuat komponen. Sekarang ini kita masih mendapatkannya dari luar negeri. Kita ingin, pemerintah bisa mendatangkan investor bahan baku untuk membuka pabrik di sini (Indonesia), agar harganya menjadi lebih kompetitif,” ungkap Hartoyo saat berbincang dengan KompasOtomotif, usai acara Membedah Struktur Industri Komponen Otomotif Nasional, di Cibutung, Bekasi, Jumat (29/4/2016).

Hartoyo melanjutkan, bahan baku yang didapat dari luar negeri itu, selain harganya mahal, juga memakan waktu yang cukup lama. Kondisi akan lebih menguntungkan jika ada pabriknya di Indonesia, harga makin terjangkau, masalah waktu juga bisa semakin cepat, sehingga proses produksi menjadi semakin lancer.

“Kami mengharapkan pemerintah itu bisa mengundang investor dari pembuat bahan baku untuk melakukan investasi di Indonesia,” ucap Hartoyo.

Mendatangkan investor seperti itu, kata Hartoyo memang tidak mudah. Namun, jika ada paket kebijakan, insentif serta mekanisme yang mudah, pasti para penanam saham yang tertarik datang ke Indonesia.

“Volume juga pasti menjadi kendala. Tetapi, jika industri otomotif kita terus berkembang, maka otomatis industri pendukungnya juga ikut maju dan volume bisa dikejar,” kata Hartoyo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com